lunar

716 101 13
                                    

Dorr..

"Jangan macam macam denganku! Katakan dengan jelas apa yang terjadi?!"

"Maafkan hamba tuan.... Misi harus dibatalkan karena nona liora tak bisa melakukan tugasnya besok... Beberapa polisi ada dirumah sakit, sementara tuan muda lunar masih belum ditemukan"ujar seseorang menunduk hormat didepan tuan R

"Aarrgh! Dimana bocah sialan itu?!!" kesal tuan R

"Anu tuan, apakah perlu kami cari?"

"Huhh, iya.. Cari lunar dimanapun dia berada, jika dia tak mau pulang seret saja!"

Orang yang tadi menunduk langsung pergi setelah tuan R memberikan izin kepadanya. Tuan R menatap jengah kearah jendela, ia tak habis fikir kenapa lunar selalu saja membantah.

.

.

.

.

Disisi lain, pria tadi kini tengah mencoba melacak lunar, ia meretas beberapa kamera keamanan, ponsel dan juga jaringan internet

"Bagus, lunar sudah ditemukan! Kalian ayo bantu aku mengambil kembali lunar, bagaimanapun juga lunar bukan anak remaja biasa, dia bisa saja lebih hebat dari kita...jangan lupa hubungi nona liora" ujar orang itu mengarahkan anak buahnya

"Baik bos... "

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Uh~"

Lunar terbangun dan langsung duduk perlahan. Ia menatap kearah jam yang masih menunjukan pukul 1 pagi. Awalnya lunar ingin kembali tidur, namun ia merasakan ada pergerakan dari arah luar. Sontak lunar langsung berdiri dan melihat kearah luar jendela.

"Ckh, sial!! Ini bisa jadi lebih buruk... Aku harus pergi sekarang" kesal lunar

Lunar mengambil spidol yang ada diatas meja belajar. Ia menuliskan sesuatu dicermin dan kemudian langsung membuka jendela, saat siap keluar ia sempat melirik kearah TTM yang masih tertidur pulas

"Huhh.. Thanks, maaf tapi aku harus pergi tanpa pamit"

Lunar langsung melompat dari balkon kamar TTM. Untung saja tidak tinggi jadi lebih mudah, ia langsung berlari menjauh dari wilayah rumah TTM sampai akhirnya ia tiba di taman.

"Huft... Capek" keluh lunar sambil menghentikan langkahnya dan mencoba mengatur nafas

" You can't run anymore, lunar!"

Lunar tersentak, suara itu sangat dia kenal. Seseorang yang kini sedang menodongkan pistolnya di belakang kepala lunar.

"Liora!! Apa lagi maumu?" ketus lunar

"Mauku? Harusnya aku yang bertanya lunar!!! Apa maumu sampai sampai kau berada di tempat target?" balas liora sinis

"Kau tak tahu apapun liora!"

"Ckh, omong kosong... Apa yang tak aku ketahui dari anak cengeng sepertimu yang selalu mengeluhkan kehidupannya yang sangat menyenangkan... Padahal sudah diberikan segalanya tapi masih saja mengeluh"

Pupil mata lunar mengecil, orang orang yang mengepung lunar mulai menyadari kalau lunar siap meledak kapan saja

"Nona liora! Hati hati, tuan lunar bisa saja lepas kendali dan dikendalikan lagi " seorang anak memperingati liora

Hidden memories ||MLP2||  {Not Continued}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang