Lobby bandara tengah dipenuhi banyak pelancong dan warga lokal yang ingin berpergian, entah hari apa ini, kenapa semua orang memenuhi bandara, tidak seperti biasanya.
Saat ini rombongan dinas Mulan tengah menunggu untuk take off di boarding lounge
"Semuanya udah siap kan?" Hyunsuk bertanya pada karyawannya untuk memastikan semua hal yang diperlukan sudah mereka bawa.
"Sudah Pak" Jawab mereka.
"Arthur, file yang saya suruh print out sudah kamu bawa?"
"Sudah siap pak, ini disini" Arthur menunjuk tas kantor yang iya bawa.
"Bagus, sekarang ayo check in dulu" Hyunsuk mengarahkan untuk menuju petugas.
Sudah empat hari sejak kejadian putusnya hubungan Mulan dan Hyunjin, belum ada yang tau kabar ini kecuali mereka berdua dan Hyunsuk.
"Kamu mau?" Yedam membuka tas ranselnya dan mengambil sebuah roti untuk Mulan.
"Enggak makasih" Mulan menolak pemberian Yedam.
Yedam khawatir sesuatu terjadi pada Mulan, sudah beberapa hari ini Mulan menjadi pemurung. Dia takut jika perkataannya tempo hari menyakiti hati Mulan.
Pesawat yang mereka tumpangi sekarang sudah lepas landas, butuh waktu ± 8 jam untuk sampai ke negara tujuan mereka.
Hyunsuk memesan tiket VVIP untuk perjalanan mereka. Dia memesan 2 set tempat duduk. Satu set berisi 4 orang, Yedam, Arthur, Jihan dan Mulan duduk di set satu. Sedangkan set 2 diisi oleh Hyunsuk dan Arka.
Tempat duduk dalam set berhadapan 2 orang. Jadi Mulan duduk disebelah Jihan dan Yedam duduk disebelah Arthur. Posisi mereka saling berhadapan, sehingga Yedam dapat dengan jelas melihat wajah Mulan didepannya.
Sepanjang perjalanan Yedam hanya memandangi wanita di hadapannya itu, walau ada sebuah meja kecil yang menjadi penghalang antar kursi mereka.
Karena perjalanan yang jauh rekan rekan Yedam memilih untuk tidur, agar nanti saat tiba mereka tidak merasa kecapean. Ketika yang lain tertidur Mulan malah terjaga, dia membuka ponselnya dan menyematkan headset di telinganya.
Mulan memutar sebuah video, video kejutan anniversary nya. Video itu diambil tahun lalu, disana dia tampak sangat bahagia dengan Hyunjin. Senyum tipis terukir di bibirnya di barengi dengan air mata yang terlihat di ujung matanya. Saat menyadari dia akan menangis jika melanjutkan video tersebut, dia memutuskan menghentikannya.
Dari tadi Yedam hanya memperhatikan Mulan, apa yang ia tonton sehingga air matanya jatuh. Yedam ingin sekali menghampirinya dan menghapus air matanya.
Rombongan Hyunsuk dkk sudah tiba di Korea dan sekarang mereka sedang berada di lobby Hotel.
"Habis ini kita bersih-bersih dulu istirahat, terus siap-siap nanti malam ada pertemuan." Hyunsuk memerintahkan karyawannya untuk segera masuk ke kamar hotel masing-masing.
Tentu saja Mulan akan sekamar dengan Jihan, secara hanya mereka yang seorang wanita.
Sementara Yedam satu kamar dengan Hyunsuk sisanya Arthur dan Arka akan sekamar.
"Mulan, aku yang mandi duluan ya" pinta Jihan pada Mulan, karena kamar mandi hanya ada satu di kamar mereka.
"Iya, pakai aja dulu. Eh Han aku mau keluar sebentar kamu mau titip sesuatu nggak?"
"Enggak deh Lan, lagi nggak pengen" jawab Jihan.
Mulan pergi ke taman yang ada di sekitar hotel tempat ia menginap. Dia ingin menyendiri, ingin menenangkan pikiran.
"Ngapain disini?"
Mulan sudah malas dengan kedatangan laki-laki ini, siapa lagi kalau bukan Yedam.
"Kenapa Lan? Aku lihat akhir-akhir ini kamu lesu banget" Ucap Yedam.
"Gue putus sama kak Hyunjin" Mulan mengatakannya dengan ekspresi datar.
Yedam tidak terlalu terkejut, dia tau hal ini akan terjadi, tapi tidak disangka akan secepat itu Mulan mengalah.
Masih dengan ekspresi datar Mulan berkata "Seneng kan lo?"
"Buat apa aku seneng kalau kamu sedih"
"Jangan harap kalau gue putus sama Hyunjin gue mau nikah sama lo"
Yedam menarik nafas dalam-dalam "Berharap itu juga perlu Lan"
"Lo masih mau berharap sama gue?"
"Aku cuma harus tunggu sebentar lagi"
"Tunggu apa?"
"Kamu"
Mulan tak paham maksud perkataan Yedam. "Ngapain lo nunggu gue"
"Nungguin kamu capek"
"Aneh lo, nih gue lagi capek banget, pijitin gih"
"Yaudah ayo" Yedam menggandeng tangan Mulan bersiap akan membawanya pergi.
"Eh kemana?"
"Ke kamar, aku pijitin kamu disana sampai kamu puas"
Plak
"ALTHARA!!"
Yedam kesakitan dan mengelus bahunya yang terkena tamparan Mulan.
"Eh sakit ya? Gue naboknya kenceng ya Dam" Mulan khawatir karena Yedam sampai jongkok karena menahan sakit.
Yedam meringis kesakitan "Aduh sakit Lan"
"Mana sini lihat" Mulan mengelus bahu Yedam.
"Bukan disitu Lan, tapi disini" Yedam menunjuk dadanya "Hati gue sakit di tolak mulu"
Tangan Mulan perlahan mulai meraih area yang ditunjuk Yedam, dan mulai mencubitnya dengan keras "AAAA SAKIT ANJIR"
"BIARIN, RASAIN LO" Mulan tertawa melihat Yedam yang kesakitan.
"Akhirnya lo ketawa juga Lan"
Mulan langsung melepaskan cubitannya, namun Yedam menahan tangan Mulan agar tidak berpindah dari posisinya. "Kasih aku kesempatan Lan, sekali aja"
Mulan gugup, jantung nya mulai berpacu cepat. Angin berhembus sangat kencang membuat daun daun berterbangan menjadi latar yang indah bagi dua manusia itu.
"Gimana kalau lo malah jadi pelampiasan gue nanti, gue ini masih dalam masa baru putus"
"Itu tergantung pemikiran kamu"
'Apa aku harus beneran lupain Kak Hyunjin dan coba buka hati buat Kyle. Tapi kejadian itu, aku nggak bisa lupain itu. Yedam dia penyebab utamanya, bagaimana bisa aku menyukainya'
"Gue butuh waktu" Sahutnya.
Yedam melepas tangan Mulan "Balik yuk, udah sore, nanti telat Kak Hyunsuk marah"
Yedam jalan mendahului Mulan, dia berbalik untuk menoleh ke Mulan "Maafin aku Lan"
Karena jarak Mulan dan Yedam saat ini cukup jauh, dan disekitar sangat bising, Mulan tidak begitu jelas mendengarnya.
•• Tbc ••

KAMU SEDANG MEMBACA
☆ 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 || 𝐁𝐚𝐧𝐠 𝐘𝐞𝐝𝐚𝐦 ☆
Fiksi RemajaMulan adalah cinta pertama Yedam, gadis yang sama pintarnya dengan Yedam. Mereka sudah lama saling mengenal, tapi bagi Mulan, Yedam itu rival abadinya. Berbeda dengan Mulan, Yedam menganggap Mulan adalah Semestanya. Sedari kecil mereka selalu menda...