" D e l a p a n b e l a s "

46 10 1
                                        

Hari pernikahan telah tiba, kedua keluarga tengah sibuk menyambut tamu yang terus berdatangan. Terlihat wajah mereka yang sangat bahagia mengingat anak mereka akan menikah.

Disisi lain, Mulan tengah berada di ruang rias pengantin, hatinya terus gusar entah karena apa tapi dia merasa merinding disekujur tubuhnya, keringat dingin juga mulai keluar dari dahinya.

"Mbak, kok keringetan? Padahal ac nya full loh" tanya seorang penata rias.

Mulan tidak menjawab, jantungnya malah semakin berdetak kencang.

Mulan berguman di dalam hatinya "Apa keputusan ini benar? Tapi kenapa aku takut banget"

"Kak, ayo cepet turun, ijab nya udah mau mulai" Panggil Justin yang baru saja datang.

Mulan tidak mau beranjak dari tempat duduknya, dia terlalu takut, dia menggenggam erat gaunnya.

Justin yang melihat langsung menghampiri kakaknya "Kak? Are you okay?"

Pertanyaan itu seperti sihir bagi Mulan, seketika Mulan menangis di hadapan Justin. Justin yang melihat kakaknya bersedih langsung memeluknya.

"Kenapa kak? Masih ada waktu, kalau kakak nggak mau bilang, aku yang akan bilang ke semua orang"

"Aku nggak tahu, aku cuma pengen nangis aja dek hiks" Jawab Mulan terbata-bata.

Mulan melanjutkan "Keputusan aku udah bener kan Dek?"

Justin mengangguk dan mengusap punggung kakaknya itu.

Di altar pernikahan, Yedam dan tamu lainnya tengah menunggu sang mempelai wanita.

Yedam bergumam "Apa kamu udah berubah pikiran Lan?"

Kecemasan Yedam seketika mereda setelah melihat wanita yang begitu ia cintai tengah menuruni anak tangga menuju altar pernikahan.

Setelah adegan menangis, beberapa make up Mulan rusak karena terkena air matanya sendiri, sehingga sang penata rias harus men-touch up kembali. Karena itulah Yedam harus menunggu lebih lama.

Saat ini Mulan tengah memakai pakaian khas Jawa Tengah yaitu kebaya, berwarna putih dengan sedikit pernak pernik yang menempel di kain kebaya. Dia begitu cantik sampai-sampai Yedam tidak bisa berhenti menatapnya.

"Baiklah pak, mempelai wanita sudah datang, bisa di mulai ijab kabulnya" ucap Stefano ayah Mulan.

___

"Alhamdulillah, selamatya, kalian sudah resmi menjadi sepasang suami-istri" ucap pak penghulu disaksikan seluruh tamu undangan.

"Terimakasih pak, berkat bapak saya jadi punya istri cantik" jawab Yedam yang di sambut tawa oleh para tamu.

Ada satu orang yang tidak tertawa akan candaan receh Yedam, orang itu duduk di sebelah Yedam.

Mulan, jantungnya Berdetak lebih kencang dari sebelumnya, bahkan setelah mendengar kata 'Sah' jantungnya tambah tak karuan.

"Kak senyum dikit, nggak enak dilihatin tamu" bisik Justin ke kakaknya.

"Justin, kakak udah nggk kuat"

"Baru beberapa menit nikah kok udah nggk kuat"

"Bukan itu, kakak kebelet kebelakang" ucap Mulan dengan wajah yang sudah pucat.

"Astagfirullah bisa-bisa nya" Justin geleng-geleng mendengar hal itu.

"Udah takut aku ini kak"

"Hehe maap, cepet gih cariin alasan udah nggak tahan ini" balas Mulan.

Justin memutar malas bola matanya. "Bilang aja sama suamimu"

"Heh Justin dimana harga diriku, nanti aku diejekin seumur hidup sama dia karena pas nikah malah kebelet boker"

"Lagian udah dibilangin mamah tadi malem, jangan makan banyak banyak biar nggk kebelet pas acara, kakak sih ngeyel"

"Ya kan aku menikmati masa lajangku, udah cepet anjir udah sakit perut banget ini" Mulan mulai melakukan serangan fisik, karena Justin tak kunjung beranjak dari tempat duduknya.

"Aduh ihh main tangan lagi"

"CEPETAN!"

"Iya iya"

"Kakak ipar, istrimu kebelet berak nih, tapi nggk tau mau bilang apa ke tamu"

Mulan berguman dalam hati "Eh si setan, awas aja lo"

Yedam langsung menoleh ke arah Mulan, sedangkan Mulan memalingkan wajah karena malu.

"Bapak Ibu saya sama Mulan permisi dulu ya, sepertinya sudah waktunya untuk mengganti pakaian"

Yedam langsung menarik tangan Mulan dan membawanya menjauhi altar pernikahan.

"Bilang ya kalau udah" ucap Yedam di depan pintu toilet.

"Aduh gimana ini lepasin jariknya, huhu nggk bisa anjir ini banyak peniti" Mulan kesulitan untuk melepas jariknya karena dia memakai jarik yang benar-benar kain jarik tanpa di bentuk menjadi sebuah rok.

"Dam panggilin mbak mbak rias dong"

"Ngapain?"

"Ini jarik nya susah dilepas"

"Buka dulu pintunya"

Mulan menuruti perintah Yedam dengan membuka separuh pintu toilet. Yedam langsung menerobos masuk kedalam toilet  bersama Mulan disan.

"Ngapain lo masuk"

"Bantuin kamu buka jarik lah"

"Nggak biar mbak mbak rias aja"

"Kelamaan mbaknya itu lagi di luar, udah cepet sini"

"Enggak, gue malu lah anjir" Mulan mendekap kain jariknya.

"Aku ini udah jadi suami kamu, ngapain malu, biasanya juga malu-maluin"

"YEDAM" Mulan mulai melotot ke arah Yedam.

"APA" Yedam malah mendekat kan wajahnya yg membuat Mulan tersentak kebelakang.

Selang beberapa detik tercium bau yang kurang mengenakkan.

"SIALL Salah lo Dam!!"

"Aku tunggu diluar, sama aku panggilin mbak rias buat nyiapin baju" Yedam langsung nyelonong keluar dari toilet.

Sementara Mulan menutup wajahnya karena malu. "Bangsat banget suami gue"

Setelah mengganti semua pakaian mereka berdua kembali ke altar pernikahan untuk menyambut para tamu yang datang.

Nuansa disekitar mereka masih canggung akibat gas bocor yang tidak sengaja meledak tadi.

"Kenapa kedua pengantin ini tampak tegang?" Ucap Justin sambil menyeruput es campur biji selasih.

Mulan tidak menggubris adek lelakinya itu, dia lebih memilih untuk menghampiri rekan kerjanya.

Sementara Yedam dia di panggil mertuanya untuk dikenalkan kepada rekan bisnisnya.

"YEE, Malah dikacangin gue" decak kesal Justin.

Saat asik mengobrol ria dengan Jihan, terlintas di otak Mulan tentang keberadaan Hyunjin. Dia bertanya-tanya dimana keberadaan mantan kekasihnya sekarang, apa dia tidak datang? Mulan bersyukur jika memang itu benar, karena dia tidak sanggup jika harus melihat lelaki pujaannya itu di hari pernikahannya.

"I am sorry Hyunjin" lirih Mulan.

••Tbc••

☆ 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 || 𝐁𝐚𝐧𝐠 𝐘𝐞𝐝𝐚𝐦 ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang