" E m p a t "

64 15 0
                                    

Mulan membuka kotak berwarna biru tosca yag tersimpan rapi di lemari kamar lamanya. Sekarang ini Mulan sedang ada di rumah orang tuanya, hari ini adalah hari weekend jadi Mulan ingin sesekali pulang ke rumah orang tuanya. Saat kotak itu dibuka objek pertama yan Mulan lihat adalah sebuah foto, foto dirinya bersama dengan kekasihnya Hyunjin.

"Kak, kakak ngapain?" Mamah masuk ke kamar anaknya dengan membawa segelas susu.

Mulan segera menutup kotak tersebut dan mengembalikannya ke lemari "Enggak kok mah, Cuma lihat-lihat isi lemariku aja, siapa tau ada sesuatunya"

"Yaudah, nih mamah bawain susu buat kamu" Mamah memberikan segelas susu tersebut sambil mengelus putri semata wayangnya itu.

"Kak, soal perjodohan itu menurut kamu gimana?" Mamah penasaran dengan pendapat putrinya itu. Sudah 3 minggu sejak Mulan mengetahui kabar perjodohan itu, namun dia belum memberikan tanggapan apapun kepada keluarganya. Kesibukan Mulan di kantor membuatnya melupakan sejenak tentang perjodohan itu.

"Mah, kalau Mulan boleh jujur Mulan nggak siap kalau disuruh nikah sama Kyle" Balas Mulan dengan nada yang ragu karena takut membuat mamahnya kecewa.

"Mamah tau, kamu masih pacaran kan sama Hyunjin. Sebenarnya kalau kamu sama hyunjin mamah setuju aja sih"

"Beneran mah?" Mulan nampak senang dengan jawaban mamahnya.

"Tapi-"

Kebahagiaan Mulan terhenti seketika ketika beliau mengucapkan kata 'tapi', sebuah kata penolakan secara halus. Kata itu akan menyingkirkan semua kemungkinan yang ada, maka dari itu Mulan tidak menyukainya.

"Apa kamu mau pindah agama?" Pertanyaan yang berulangkali Mulan dengar dari teman-temannya.

"Astagfirullah enggak mah, jangan sampe deh"

"Lalu kamu mau buat Hyunjin berpaling dari Tuhannya?" Pertanyaan Mamah semakin serius.

"Kenapa diam? Misal Hyunjin mau melepas agamanya demi kamu, apa keluarganya bisa terima?" Mamahnya melanjutkan. "Mamah aja ngga terima kalau kamu mau pindah agama, karena mamah yakin agama kita itu udah yang paling benar. Bisa jadi keluarga mereka juga memikirkan hal yang sama. Pikirkan hal itu ya sayang, mamah tau kamu udah gede, udah bisa milih mana yang benar dan mana yang salah" Mamah mencium kening anaknya dan pergi dari kamar Mulan.

Mulan masih melamun, pikirannya mulai kemana-mana. Dia memijat keningngnya karena saking frustasinya. "Kenapasih, kenapa gue cintanya sama lo Hyunjin SamanthAAA"

"Masa sih?" Justin muncul dibalik pintu, dan tidur disamping Mulan. "Kakak yakin cinta sama kak Hyunjin?"

"Maksud lo? Kalau gue nggak cinta ngapain gue pacarin" Mulan menjawab malas.

"Yaa bisa jadi ada maksud lain."

"Ga ada"

"Kalau kakak cinta sama Kak Hyunjin, kakak pernah dong tidur sama dia" Justin sangat penasaran dengan jawaban Mulan.

Plak

Mulan menampar paha Justin dan memberikan tanda merah di pahanya "Jaga omongan lo ya Justin"

"Aduh kak sakit tau, lagian kan kakak imannya lemah ditambah Kak Hyunjin itu masculin banget masa kakak nggak tergoda" Timpal Justin sembari mengelus paha yang ditampar kakaknya.

"Selemah-lemahnya iman gue, nggak ada niatan gue nglakuin hal itu ya"

"Halah kalau bener kayak gitu, coba jawab pertanyaanku dengan jujur. Tadi kakak bilang nggak pernah kan tidur sama kak Hyunjin padahal kakak cinta banget sama dia, tapi kenapa kakak malah tidur sama kak Yedam yang notabenya adalah orang yang kakak benci." Justin menatap lekat kakaknya itu. "Aku tahu dari dulu, waktu kakak selalu kalah sama Kak Yedam, kakak akan melampiaskan kemarahan kakak di danau belakang rumah. Kakak akan maki-maki dan mengutuk nama Yedam di setiap kalimat yang kakak lontarkan" Mulan bungkam dengan apa yang dikatakan adeknya itu, jadi selama ini Justin tau perasaannya terhadap Yedam.

☆ 𝐌𝐞𝐧𝐢𝐤𝐚𝐡 || 𝐁𝐚𝐧𝐠 𝐘𝐞𝐝𝐚𝐦 ☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang