9.

402 49 0
                                        

Rembulan malam menghiasi langit dengan di iringi milyaran bintang di sekelilingnya.

Danil membuka pintu kamarnya dengan lesu. Objek pertama yang ia lihat adalah Clara yang tengah tertidur dengan posisi duduk di atas tempat tidur. Sepertinya menunggu Danil pulang.

Danil berjalan menghampirinya lalu duduk di sampingnya. Suasana sangat hening, pria itu menatap dalam-dalam wajah Clara sambil bergumam lirih dalam hatinya.

"Aku udah mengenal kamu selama bertahun-tahun, kamu gak mungkin berbuat hal itu, aku yakin," kata Danil dalam hati. Ia lalu menghela napas berat dan memindahkan posisi Clara menjadi berbaring lalu mulai naik ke atas tempat tidur untuk menyusul wanita itu tidur.

Lagi-lagi malam berganti menjadi pagi. Danil membuka matanya lalu bangun dari posisi tidurnya sambil mengucek matanya. Sambil mengumpulkan nyawanya, ia melirik ke arah samping dan tidak mendapati Clara ada di sana.

Langkah demi langkah Danil pijakan menuruni tangga kayu di Villanya. Penglihatannya langsung berhenti begitu melihat Clara yang sedang tertawa dengan ibu dan adiknya yang sedang memasak di dapur.

"Pagi," sapa Danil yang membuat Clara, Devi dan Danata meliriknya.

"Udah siang," balas Clara polos yang membuat Devi dan Danata tak bisa menahan tawa.

Danil mengambil sembarang handphone yang ada di meja untuk melihat jam. Benar saja, sekarang sudah jam 11 siang.

"Kita pulang hari ini Bun?" tanya Danil sambil melirik ibunya.

"Iya, nanti sore."

"Ara, bisa kita jalan sekarang? Ada waktu sebelum pulang nanti sore." Danil menatap Clara, menunggu jawaban.

"Ciee, ngajak kencan nih ceritanya." Danata menggoda Danil yang membuatnya lagi-lagi mendapat hadiah jari telunjuk dari Danil.

Clara melirik Devi, memperlihatkan ekspresi wajah yang seolah meminta izin. Dan Devi tersenyum sebagai jawaban boleh.

"Yaudah siap-siap dulu sana," kata Devi yang membuat Clara tersenyum lalu berlalu begitu saja.

Jalanan kota Bandung tampak cukup ramai. Orang-orang berlalu lalang datang dan pergi.

Clara sibuk menatap tempat-tempat yang di lewati oleh mobil yang di tumpanginya sambil mendengarkan lagu "Monokrom-oleh Tulus" yang ia setel di mobil.

"Anil, kita mau kemana?" tanya Clara sambil menatap Danil yang sedang sibuk menyetir.

"Mau makan dulu? Kamu kan belum makan dari SD."

"Dari lahir lebih tepatnya."

"Mau makan apa?"

"Terserah."

"Stik mau?"

"Gak mau."

"Mau apa dong?"

"Terserah."

Danil tertawa kaku karna merasa kesal dengan jawaban Clara.

"Kayaknya kalo kamu ayam, udah aku geprek deh," kata Danil gemas sambil melirik Clara sebentar lalu kembali pokus ke jalanan.

"Nah, ayam geprek enak kayaknya."

"Oke kita ke restoran ayam geprek sekarang."

"Ngapain?" Clara menatap Danil, menunggu jawaban.

"Katanya mau ayam geprek."

"Siapa bilang?"

Danil langsung menghentikan mobilnya di pinggir jalan lalu menatap wajah Clara yang sedang memainkan kukunya dengan santai.

Lebih dari Teman (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang