17.

302 42 2
                                        

Karna ini bukan hari libur, suasana di pantai tidak terlalu ramai. Hanya ada dua sampai empat pengunjung yang terlihat di sekitaran di mana Danil dan Clara berada.

Danil berbalik menghadap Clara yang tengah berlari ke arahnya. Ia lalu melepaskan kemeja biru kuning bermotif gambar bunga dan memakaikannya ke tubuh Clara.

Clara hanya diam saat Danil melakukan itu. Ia lalu tersenyum.

"Kenapa Nil?" tanya Clara dengan logat bicara lembut ciri khasnya.

"Ayo kembali ke hotel." Ekspresi wajah Danil terlihat tidak bersahabat.

"Lho, kenapa?"

"Kenapa? Gak mau? Mau tetep di sini tebar pesona?"

"Maksud kamu apa?" Clara menyembunyikan senyumannya, ia mulai merasa tidak enak.

"Ayo kembali." Danil mencengkram tangan Clara lalu membawanya menjauh dari pantai dengan kasar.

Setelah tiba di dekat mobilnya, Danil lalu melepaskan cengkramannya dan terdiam selama beberapa detik. Ia berpikir apa yang ia lakukan barusan?

Danil melirik Clara yang tengah meringis sambil memegangi pergelangan tangannya yang tadi di cengkram Danil.

"Ra, mau kelapa muda?" tanya Danil sambil tersenyum dengan ekspresi bersalah.

Sebenarnya tadi ada seorang laki-laki yang terus memandangi tubuh Clara sambil menyunggingkan senyum. Karna bajunya basah, jadi lekukan tubuh Clara cukup terlihat. Danil marah karna itu, tapi sekarang ia merasa bersalah karna melampiaskan kemarahannya kepada Clara yang tidak tahu apa-apa.

"Kenapa sih Nil?" tanya Clara sambil cemberut menatap Danil.

"Kamu masih mau di sini?" Danil balas menatap Clara dengan tatapan lembut. Berubah drastis dari tatapannya beberapa saat lalu.

"Gak, udah gak mood," kata Clara lalu masuk ke dalam mobil.

Clara berjalan masuk ke dalam hotel dengan wajah kesal. Ia kesal dengan Danil yang tiba-tiba menariknya untuk kembali tanpa alasan.

"Ra, tungguin atuh," ucap Danil yang tidak di hiraukan Clara.

"Ra, aku minta maaf, aku salah," Danil menghadang jalan Clara saat Clara akan pergi ke kamar mandi di kamar hotel mereka.

"Aku bener-bener salah, aku minta maaf, aku bener-bener minta maaf. Katanya di restoran bawah ada menu spesial yang enak banget. Kamu mau coba?" Danil sedikit merendahkan tubuhnya yang tinggi agar bisa menatap wajah Clara dengan jelas.

Clara tersenyum sinis, "Nyogok?" tanyanya. Ia lalu menghela napas.

"Karna aku baik hati dan tidak sombong, yaudah, boleh," katanya lagi yang membuat full senyum di bibir Danil.

Setelah bersih-bersih, sekarang Danil dan Clara sudah duduk bersebelahan di sebuah kursi yang ada di lestoran hotel di lantai 2 yang Danil dan Clara tempati. Lestoran itu berdominan terbuka. Tak jauh dari tempat Danil dan Clara duduk, terdapat kolam berenang yang bisa di pakai siapa saja. Bahkan sekarang pun beberapa orang sedang asik berenang.

"Ra, aku mau ke toilet bentar," ucap Danil lalu berdiri dari duduknya. Clara hanya menyaut dengan menganggukkan kepalanya.

Setelah Danil pergi, seorang pria berprawakan jangkung, kulit putih dan membalut tubuhnya dengan kaos putih pendek dan celana cream selutut langsung duduk di samping Clara.

"Boleh duduk?" tanya pria itu sambil tersenyum menatap Clara.

"Maaf? Itu sudah duduk."

Pria itu hanya tersenyum, sedangkan Clara hanya mendengus pelan sambil menggeser duduknya untuk menjaga jarak.

Lebih dari Teman (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang