5.

612 126 12
                                    

Mata Clara membulat saat melihat seorang wanita dengan pakaian cukup terbuka membukakan pintu.

"Siapa? Gangguin aja," kata wanita itu. Perawakannya jangkung, ia cukup cantik walau jika di bandingkan dengan Clara tentu saja lebih cantikkan Clara. Clara sempat terdiam lalu tiba-tiba pikirannya melayang. Tidak mungkin kan Danil ....

Clara langsung menerobos masuk dan mendapati Danil sedang terbaring di atas kasur dengan dadanya yang terekspos. Terdapat beberapa kotak di perutnya. Entah pergi kemana kaos yang ia pakai. Clara langsung terdiam saat melihat itu. Ia lalu mendekat ke arah laki-laki itu dan membantunya untuk bangun.

"Hei, Ara, kamu di sini? Kenapa ada di sini? Aku udah nyuruh kamu buat diem di kamar," kata Danil sambil menatap Clara dengan mata sendu. Clara balik menatap Danil lalu menampar pipi laki-laki itu dengan cukup keras.

"Kurang ajar, kenapa harus mabuk sih?" Clara lalu mengangkat Danil dan hendak membawanya keluar dari kamar itu.

"Hei, kamu siapa? Mau ngapain?" Wanita tadi menghadang jalan Clara untuk menghentikannya membawa Danil.

"Shut up bitch, aku adiknya, mau apa hah?" Bentak Clara sambil memelototi wanita itu.

"Aku gak percaya, lepasin dia," wanita itu berusaha melepaskan tangan Danil yang melingkar di pundak Clara. Tapi usahanya gagal. Ia tidak tahu saja Clara memiliki otot kuat tulang besi.

"Diem, aku bakal maafin kamu asal kamu mati," kata Clara sambil menunjuk wajah wanita itu dengan jari telunjuknya dan langsung membuatnya langsung terdiam.

"Sepertinya mati terlalu berlebihan." gumam Clara dalam hati sambil berpikir.

"Ah maaf, ralat, aku bakal maafin kamu asalkan kamu jangan pernah muncul lagi di hadapan kami." Clara melanjutkan langkahnya, membawa Danil keluar dari kamar itu untuk menuju ke kamar hotel mereka.

Sekarang mereka sedang berjalan di lorong hotel dengan Clara yang menopang tubuh Danil yang tidak memakai pakaian. Ia tidak peduli jika ada orang yang beranggapan aneh kepadanya karna sekarang ia benar-benar marah kepada Danil.

"Kenapa di dekatmu selalu nyaman? Ara, kenapa dingin banget? Peluk aku." Danil terus mengoceh yang tak penting.

"Diam," bentak Clara yang membuat Danil langsung menutup mulutnya dengan ke lima jari tangannya. Menggemaskan sekali.

"Galak banget, aku takut." Danil memonyongkan bibirnya.

"Aku bilang diam!" bentak Clara lagi. Kali ini sambil mencubit lengan Danil. Clara tak habis pikir dengan laki-laki itu.

"Sakit," ringis Danil yang tidak Clara hiraukan.

Setelah tiba di kamar mereka, Clara langsung menempatkan Danil di atas kasur lalu berlari membuka koper milik Danil untuk mengambil baju.

"Ara, kamu di mana? Ara aku kedinginan," teriak Danil.

Setelah mengambil sebuah kaus, Clara langsung memakaikannya kepada Danil. Tapi tiba-tiba Danil menarik lengan Clara dan memeluknya dengan erat hingga membuat tubuh Clara jatuh ke atas tubuhnya.

"Ra, kamu gemuk banget, kamu harus diet," celoteh Danil.

Clara mendengus kesal. "Danil sialan," gerutu Clara sambil mendorong tubuh Danil sampai laki-laki itu terlentang di tempat tidur. Ia lalu mencubit lengannya karna merasa kesal dirinya di bilang gemuk.

"Pokoknya kita musuhan," kata Clara lalu berjalan ke arah kursi untuk tidur di sana.

***

Mentari pagi menembus gorden kamar hotel yang di tempati Danil dan Clara.

08.00 WIB.
Danil membuka matanya secara perlahan sambil memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing. Ia lalu melirik ke arah sampingnya dan tidak mendapati Clara ada di sana. Setelah mengetahui Clara tidak ada di sampingnya, Danil langsung mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, ia melirik ke arah kursi dan mendapati Clara sedang tertidur di sana.

Lebih dari Teman (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang