01 - Jelmaan Setan

63 15 24
                                    

-MyEnemyMyLover-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-MyEnemyMyLover-


"Razia!"

Suara bising terdengar sana-sini memasuki ruang pendengaran Hani. Masih sama, semua orang masih saja berkata hal itu dari tadi.

RAZIA.

Divisi pengamanan organisasi paling besar di sekolah baru saja berjalan melakukan tugasnya setelah memasang topi tanda pengenal dengan pin berwarna hitam di sana. Empat orang dengan jas biru langit yang bertugas hari ini tidak membuang banyak waktu untuk segera memulai patroli.

"Kenapa sekarang razia nggak tentu jadwalnya, ya, Han?"

"Hm?" Hani menoleh untuk menatap Lingga yang sedari tadi berjalan di sisinya, lalu melirik barisan siswa yang tengah sibuk memilah-milih barang yang akan disembunyikan. Ia menghendikkan bahu. "Nggak tahu. Aturan baru, kali."

Lingga berdecak. "Kaili emang kebangetan, sih, kalau soal peraturan. Ngabdi sama sekolahnya, nggak sekedar omong kosong doang."

Hani merasa tak harus membalas kalimat yang baru saja diucapkan Lingga, maka dari itu ia memilih diam.

Kaili dan semua tindakan cowok itu adalah rumus kesengsaraan yang hakiki bagi Hani. Tidak perlu membahasnya lebih jauh, hanya akan membuatnya panas. Tidak berguna dan semua perkataan orang akan dianggap angin lalu juga pada akhirnya.

Hani dan Lingga masih berjalan menuju kelas mereka. Kelas XI 3 yang berada di lantai dua gedung kedua. Ada tiga gedung utama di SMA Gandapatih. Gedung guru dan semua staff jajarannya, gedung para siswa dan gedung auditorium beserta lapangan dalam.

Sesuai tingkatan yang ada, maka siswa kelas sepuluh akan diletakkan di gedung lantai tiga dan siswa kelas dua belas akan diletakkan di lantai pertama. Sedangkan di lantai tengah diisi oleh kelas sebelas.

"Lo bawa aneh-aneh, nggak?" tanya Hani pada Lingga begitu sudah berbelok masuk ke kelasnya.

Lingga menggeleng cepat. "Tobat anjir, gue. Kedapatan gincu waktu itu ngurus undang-undangnya susah. Kebangetan si Kaili emang. Nggak bisa kasih kendor dikit, padahal gue delegasi OSIS juga," sungut Lingga berapi-api.

Senyum miring terbit di wajah Hani. Ia sudah tahu pasti jika berurusan dengan Kaili tidak bisa tawar-menawar. Tidak ada istilah 'teman' di sana. Kaili memperlakukan semua orang sama rata. Tapi tidak tahu juga jika ke teman dekat cowok itu.

Sesuai prediksi Hani, petugas pengamanan akan datang setelah ia dan Lingga mencapai kelas. Empat orang petugas sudah bersiap menggeledah semua tas dan bawaan siswa. Namun ada tambahan satu orang lagi yang sempat membuat banyak mata siswi di kelas jadi berpindah ke arahnya.

"Selamat pagi, semuanya."

"Pagi~"

"Kaili," bisik Lingga di sebelah Hani.

Sedangkan Hani hanya diam membisu.

"Hari ini akan diadakan razia mingguan. Maka dari itu, silakan letakkan semua barang bawaan kalian ke atas meja. Mohon kerja samanya dan terima kasih."

My Enemy My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang