-MyEnemyMyLover-
Bu Sandra adalah orang dibalik adanya nama Hani di daftar siswa yang akan menjadi panitia besok. Karena itu juga, pekerjaannya jadi jauh lebih banyak. Selain harus mengikuti rundown acara besok, ia harus sekali mengutamakan klubnya yang akan tampil.
Selepas mengatakan bahwa besok Hani harus menjadi perbantuan di acara, Kaili pergi. Selalu saja seperti itu. Bagai kaset berulang yang rusak di situ-situ saja. Kaili menyebalkan, tidak ada permintaan maaf, pura-pura baik-baik saja dan melupakan semuanya, lalu pergi, kemudian besok datang lagi seperti tak pernah terjadi apa-apa.
"Kak Hani."
Hani menoleh ke arah Melisa yang barusan saja memanggilnya. Ia hanya menaikkan kedua alis dan mengangguk sekali dengan wajah tersenyum ramah.
"Kak Hani jangan risau. Besok kami pasti tampil dengan maksimal," ujar Melisa dengan tulus.
Senyum di wajah Hani terbit lebih lebar. Ia mengangguk cepat beberapa kali dan yakin sekali bahwa semua anggota klubnya pasti akan menjalankan tugas dengan semaksimal mungkin.
"Kakak takut dimarahin Kak Kaili, ya?"
Dengan cepat dan tanpa jeda untuk berpikir lagi, Hani menggeleng. Ia sama sekali tak takut dengan Kaili. Baginya, jika diocehkan seseorang, tak pernah jadi masalah. Selagi semuanya memang pada tempatnya, tak apa-apa. Ada atau tak ada masalah itu, ia masih bisa menerima dan membendung semua amarahnya. Tenang saja. Kaili saja bukan jadi masalah besar. Selama ini juga ia baik-baik saja.
"Lagian Kak Kaili gitu banget sama Kak Hani," ujar Putri tiba-tiba dan membuat Hani menoleh pada kerumunan juniornya. "Perhatiin aja, ya. Kalau misalnya ada kesalahan sedikit aja dari klub seni, Kak Kaili pasti langsung cari Kak Hani. Terus dioceh-ocehin sampai kesel sendiri dengernya."
Nada Putri bicara sangat antusias dan kalimatnya mendapat banyak dukungan berupa anggukan dari semua orang yang berada di jangkauannya.
Sepertinya Putri memang menyadari jika selama ini Hani dan Kaili seperti setan dan malaikat yang dibuat senada. Tentu saja Hani malaikatnya dan Kaili yang setan.
"Kakak nggak mau marah balik kah, Kak?" tanya Ifah kemudian.
"Hm? Ngapain?" Hani terkekeh sambil membenarkan letak rok merak yang dipakai semua anggota penari. "Biarin aja. Ntar capek sendiri."
"Lagian," ujar Putri menatap Hani yang sedang membenarkan letak perlengkapannya. "Kakak nggak kepikiran gitu, Kak, kalau sebenarnya Kak Kai itu suka sama Kakak?"
-MyEnemyMyLover-
Untuk pertanyaan Putri tadi, Hani hanya bisa membalas dengan tawa pelan dan gelengan kecil. Ia tak akan mengatakan apapun, karena diam-diam dibalik senyumnya, sudah ada amarah yang siap meledak.
Entahlah apa yang dilihat orang-orang ketika mengatakan bahwa sebenarnya Kaili itu suka padanya. Karena jelas, suka rasanya tak seperti itu.
Dari banyaknya film, sinetron sampai cuplikan iklan yang hanya lima belas detik, suka itu bukan seperti itu kelakuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Lover
Teen FictionHani menyadari jika dirinya tidak sempurna, ia masih manusia. Menjadi petinggi salah satu organisasi bergengsi di SMA Gandapatih yang katanya sulit ditembus, tidak membuatnya semata-mata menjadi yang paling baik di antara banyaknya yang terbaik. Keh...