07 - Kaili Mode Dinas

23 5 3
                                    

-MyEnemyMyLover-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-MyEnemyMyLover-

"Lo di mana, Nis?"

[Di rumah nenek gue, Han.]

Kening Hani berkerut seketika. "Di mana? Depok?"

[Bogor.]

Mata Hani terpejam erat dan tangannya langsung menggaruk pelipis. Memakan waktu yang sangat lama bagi Annisa untuk cepat sampai di sekolah, apalagi jika ditempuh dengan jalur darat. Sekolah yang berada di lokasi Jakarta Pusat membuatnya harus membiarkan Annisa untuk tidak datang dan biar ia saja yang mengurus semuanya.

Tapi ada satu hal yang ingin Hani tanyakan pada sekretaris klubnya ini.

"Ada perubahan poin di proposal event boxing, kenapa nggak ada bilang gue, Nis?" tanya Hani langsung pada poin utamanya. Ia tak punya waktu banyak untuk berbasa-basi.

Hening beberapa detik dan mungkin saja sekarang Annisa sedang berpikir tentang apa yang harus dikatakan padanya. Karena hal semacam ini tak pernah terjadi sebelumnya, mengganti isi proposal yang sudah disetujui kesiswaan sekolah.

[Poin apa, ya, Han? Gue nggak ada revisi apapun dari proposal yang udah masuk ke atas dari lima hari yang lalu.]

Hani diam dengan wajah bingung. Ia kembali memikirkan kekeliruan yang terjadi di sini namun tak menemukannya. Sampai akhirnya, ia menoleh ke belakang, tepat ke wajah dua orang yang sedang berdiskusi di sana.

Kaili dan Ghaitsa.

[Han?]

"Iya? Eh, kayaknya gue salah dapet info. Ya udah, gue tutup dulu, ya. Have fun, Nis."

Kedua mata Hani terpejam dan ia sebisa mungkin mengatur nafasnya yang sudah memburu. Seenaknya saja Kaili mengatakan kalimat tajam tadi, namun nyatanya tak ada yang salah dari Hani di sini.

Sialan.

"Mana poin yang ditambahin, Kai?" tanya Hani langsung dengan tangan terjulur di hadapan Kaili. "Kalau emang ada yang harus dibenerin, gue benerin sekarang."

Demi Tuhan, Hani tidak berbohong jika ia sedang mengantuk. Matanya berat sekali. Tapi ia tak mau dengan senang hati melepaskan Kaili setelah cowok itu mengatakan hal yang cukup tak baik didengar telinganya tadi.

"Mana, Sa?"

Kaili langsung menanyakannya pada Ghaitsa. Sejenak, yang dilakukan Ghaitsa hanya melirik Kaili dan Hani bergantian, lalu menatap tabletnya kembali.

"Mana?" tanya Hani seolah tak sabar.

Kaili berdecak pelan. "Sabar ngapa, Han. Mau cepet-cepet aja hidup lo."

"Gue nggak ngomong sama lo," tukas Hani menatap Kaili dengan garang. "Mana, Sa? Tunjukin sama gue apa yang ditambah?" tanyanya kembali dengan tangan masih terjulur di depan Ghaitsa.

My Enemy My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang