-MyEnemyMyLover-
"Hani mana?"
Demi mendatangi Hani, Kaili sampai harus bercepat-cepat menyelesaikan rapatnya dengan pengurus inti OSIS. Dari apa yang sudah mereka bahas, ia menemukan ada banyak poin yang kurang jelas dan membuatnya bisa mempunyai alasan untuk datang ke Hani.
Tidak sulit menemukan keberadaan Hani karena perempuan itu sudah pasti ada di sanggar, ruang latihan klub seni.
"Siang," sapa Kaili begitu ia masuk saja ke sanggar dan tak mempedulikan beberapa orang yang langsung berhenti latihan ketika melihatnya.
Di ujung sana, Hani sedang menaikkan alisnya untuk menatap Kaili. Tatapannya sinis dan Kaili tidak peduli akan itu semua. Tidak menyangka sama sekali jika pesan yang dikirimkan oleh Laskar nyatanya mampu membuat kepalanya mumet seketika.
"Lo ngapain ke sini, Kai?"
"Masih nanya?" Kaili meletakkan proposal dengan banyak coretan di meja tanpa melepasan tatapannya pada Hani. "Gue mau bahas proposal."
Helaan napas lelah terdengar dari Hani. "Gue setelah ini mau latihan untuk lomba besok."
"Besok banget?"
Hani mengangguk-angguk polos.
"Trus, ngapain sekarang masih duduk-duduk gini? Lo nggak pergunakan waktu lo sebaik mungkin?"
"Lah, lo sendiri nggak lihat sekarang gue lagi apa?" Hani mengangkat ponsel di tangannya dan menunjukkan apa yang ada di layar kepada Kaili. "Ngurusin semua kebutuhan PENSI."
Beberapa orang yang ada di ruangan ini memilih bungkam, termasuk Ares dan Laskar yang berada sangat dekat dengan mereka. Posisi Kaili yang masih berdiri dengan Hani yang duduk di kursi dengan tatapan yang sama-sama tajam, membuat tak seorang pun berani mengganggu mereka.
"Udah deh, Kai." Hani berdecak. "Kalau lo cuma mau ngajak berantem doang, mending besok-besok aja deh. Urusan gue belum kelar."
"Gue butuh bicara, Alula Hani."
Ketika mendengar ucapannya barusan, netra Hani langsung menatap ke arahnya. Wajah datar cewek di depannya sama sekali gentar dari apa yang ia lakukan sekarang. Lalu setelahnya, terdengar tawa dari Laskar.
"Ey, ey, kalem, brada." Laskar tertawa dan menatap ke arah Kaili. "Lo jangan gitu dong, Kai, sama Hani. Dia kan, lagi tenang sama Ares. Ya, kan, Res?"
Ares tidak menjawab melainkan hanya memberikan anggukan atas apa yang barusan saja Laskar katakan. Walau Kaili tak melihat ke arah kedua orang itu sama sekali.
"Gue ada urusan sama Hani, Res." Kaili menoleh dan menatap Ares. "Gue butuh dia."
Kedua alis Laskar terangkat tinggi ketika mendengar kalimat yang diucapkan Kaili dan Ares hanya diam sambil menatap wajah Kaili yang masih melihat ke arahnya. Sambil mengangguk-angguk, Ares menjawab, "ya, o-oke. Bawa aja, Kai. Gue tau itu pasti urusan penting."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Lover
Teen FictionHani menyadari jika dirinya tidak sempurna, ia masih manusia. Menjadi petinggi salah satu organisasi bergengsi di SMA Gandapatih yang katanya sulit ditembus, tidak membuatnya semata-mata menjadi yang paling baik di antara banyaknya yang terbaik. Keh...