23 - Bocoran Laskar

17 3 2
                                    

-MyEnemyMyLover-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-MyEnemyMyLover-

"Mau ke mana, lo?"

"Nemuin Hani."

Kening Kaili mengerut ketika mendengar Laskar mengucapkan bahwa cowok itu ingin bertemu dengan Hani. Dari banyaknya kesempatan, memang hanya Laskar yang selalu punya cara untuk bertemu dengan Hani. Alasan utamanya adalah karena mereka satu klub dan sudah pasti Laskar akan bertemu dengan cewek itu terus. Setiap hari. Suka tidak suka. Mau tidak mau. Dan Kaili ... bagaimana cara mengatakannya? Ia sedikit kepikiran dengan durasi bertemu temannya satu itu pada ketua klub seni yang terkenal garang tapi ceria di satu sekolah.

"Kenapa nanya-nanya, Kai? Kek baru pertama kali aja denger Laskar mau ketemu Hani." Ezza berdecak pelan dan hampir terkikik ketika bertemu tatap dengan Laskar. Ia tahan sebisa mungkin untuk tidak tertawa di depan Kaili.

"Bukan gitu." Kaili berdecak pelan. Ia menatap Laskar beberapa detik tanpa suara apa-apa, lalu akhirnya menghela napas. "Ya udah. Suka-suka lo, deh."

"Ih! Ih!" Terdengar suara Ezza yang sedikit berteriak. Ia menatap Kaili dengan kedua mata terbuka. "Lo barusan aja ngomong persis kek Hani, anjir. Beneran mirip, Kai." Ia menatap Laskar yang masih berdiri di dekat mereka. "Iya, kan, Kar? Bener mirip kek Hani, kan?"

Laskar tertawa pelan dan memilih untuk menggeleng pelan ketika Kaili hanya melirik ia dan Ezza dengan tatapan datar. "Nggak berani gue, anjing. Dah lah, Za. Mau pergi, gue. Bye."

Tanpa melihat Kaili lagi, Laskar pergi dan meninggalkan Ezza hanya berdua dengan Kaili. Karena tidak tahan dengan sikap Kaili di sebelahnya, Ezza langsung tertawa keras dan membuat Kaili melirik kesal ke arahnya.

"Hahahah. Anjing, Kai. Panas nggak lo, lihat Laskar bisa sama-sama Hani tiap hari?"

"Nggak lah, anying. Ngapain, cok?" tanya Kaili dengan wajah heran menatap Ezza. "Orang dia temennya juga. Ya kali, gue nggak suka Laskar pergi datengin Hani. Lo kira gue segila itu sama Laskar?"

"Hah?"

Suasana antara mereka jadi hanya saling melirik satu sama lain. Wajah cengo dari Ezza terlihat sekarang di depan Kaili yang menatapnya juga dengan tatapan heran. Hanya angin yang mengisi suasana antara mereka, sebelum suara Ares terdengar masuk ke ruang dengar dan ikut bergabung bersama mereka.

"Wei. Ngapain lo berdua tatap-tatapan gitu?" Ares berdecak dan mengambil duduk di sebelah Laskar, berbeda tempat duduk dengan Kaili. "Ntar jadi suka lo berdua."

"Astaga!" Ezza yang lebih dulu memutus tatapan. "Amit-amit, suka sama Kaili, anying. Mendingan sama lo, Res."

"Ih."

Ares dan Ezza tertawa sementara Kaili masih diam dengan mata yang menatap pintu. Mereka hanya duduk diam di ruang  klub boxing. Semua siswa sekolah boleh masuk ke ruangan ini. Lalu karena Ares memilih masuk menjadi anggota klub boxing, maka Kaili, Ezza dan Laskar berbaik hati untuk membantu Ares mengenal semua hal yang berkaitan dengan klub boxing.

My Enemy My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang