-MyEnemyMyLover-
Kaili datang ke kediaman Hani setelah ia sampai di Jakarta tanpa pulang ke rumah. Jadi saat ia pulang ke rumah, yang menyambutnya hanya Kanna, adiknya.
"Abang bukannya kata Mama pulangnya malem?"
"Abang sengaja cepet-cepet pulang." Kaili menggendong adiknya di kanan sedangkan tangan kirinya masih menggendong tas. "Kangen sama Kanna."
"Bukannya kangen sama pacar Abang?"
Kening Kaili mengerut. "Kamu diajarin siapa bilang pacar gitu? Abang waktu itu belum nanya. Diajarin siapa?"
"Suka denger Mama ngomong," jawab Kanna singkat. "Kamu tuh kapan bawa pacar kamu ke rumah? Kan, kata Mama gitu kalau ngomelin Abang."
Anak kecil akan belajar banyak hal dari lingkungannya dan iya, Kanna belajar semuanya dari apa yang dilakukan kedua orang tuanya, ia dan orang-orang yang gadis itu temui di sekolah.
"Aduh, Kanna ngomong apa, sih? Udah, ah. Abang mau mandi dulu. Nanti teman-teman Abang mau ke rumah."
Kaili menurunkan Kanna di sofa yang ada di ruang keluarga. Ia bahkan menyalakan televisi dengan serial kartun anak kembar di sana. Setelahnya, ia menepuk puncak kepala Kanna sebelum meninggalkan anak itu sendiri di ruang keluarga.
"Kanna, kalau ada apa-apa, telepon ya."
Kanna mengacungkan jempol pada Kaili.
Semua sudut rumah ini dilengkapi dengan telepon rumah dan membuat Kanna bisa melakukannya. Adiknya itu tidak diberi ponsel sama sekali oleh kedua orang tuanya. Kata mereka, terlalu dini. Tidak baik untuk pertumbuhan Kanna.
Meninggalkan Kanna yang sudah duduk diam di ruang keluarga dengan televisi yang menyala, Kaili berjalan masuk ke kamarnya dan berhenti saat melihat papan di dinding yang sudah ia tulis dengan banyak coretan. Satu foto yang ada di sana, ia lepaskan. Merasa bahwa semua temannya akan ke rumah hari ini dan mereka mengajak Ares, maka sekalian saja semuanya ia tarik dari sana dan menyisakan beberapa foto Kanna saja.
Berbagai foto itu ia letakkan di kotak dan ia lemparkan ke atas lemari. Berharap saja tak ada yang tahu bahwa ada rahasia yang ia simpan di sana. Baginya, ia tak akan melupakan kotak yang berisi foto-foto itu.
Katanya, satu jam lagi teman-temannya akan datang dan itu membuat Kaili mulai membersihkan tubuhnya. Tadi ketika pulang dari kediaman Hani, ia mengabarkan pada semua temannya jika ia sudah pulang lebih dulu ke Jakarta karena urusan mendesak dan maafkan Kaili kali ini karena ia menjadikan Neneknya sebagai alasan kepulangannya yang lebih awal ini.
Selesai dengan semuanya dan melirik ke arah jam, sudah menunjukkan pukul tiga. Harusnya dalam beberapa menit lagi, semua temannya akan datang.
Kaili mengambil ponselnya dan benar saja, semua temannya sudah dalam perjalanan menuju ke sini. Bersamaan dengan pesan yang dikirimkan sepuluh menit lalu yang baru ia baca, suara motor menderu terdengar dari luar dan membuatnya bangkit. Ia mengibas gorden jendela dan bisa melihat empat motor memasuki halaman rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Lover
Teen FictionHani menyadari jika dirinya tidak sempurna, ia masih manusia. Menjadi petinggi salah satu organisasi bergengsi di SMA Gandapatih yang katanya sulit ditembus, tidak membuatnya semata-mata menjadi yang paling baik di antara banyaknya yang terbaik. Keh...