08 - Gladi Bersih

20 5 4
                                    

-MyEnemyMyLover-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-MyEnemyMyLover-

Jika yang kamu bayangkan adalah adegan baik-baik layaknya seorang cowok ke cewek ketika mengantar pulang sekolah seperti yang ada di serial bacaan romansa, maka kamu salah. Kaili tetaplah Kaili. Seberapa baik cara cowok itu memperlakukan Hani, masih saja ujungnya menyebalkan. Tidak ada perlakuan manis sama sekali dan juga, Hani tak menginginkan hal itu ada.

Biarlah itu semua tinggalkan kemarin. Sudah lewat juga dan hari ini sudah ada urusan lain.

"Han!"

Ada Miguel yang sedang berlari ke arahnya.

"Kenapa, Mig?"

"Diminta Kaili untuk ke arena."

Kening Hani berkerut mendengar hal itu. Bukannya apa-apa, karena seingatnya jadwal gladi klub seni adalah setelah jam istirahat nanti. Itu artinya, ia tidak dibutuhkan sebelum waktunya gladi.

"Tapi ini masih pagi. Jadwal gladi klub gue jam setengah sebelas nanti."

"Gue nggak tau juga kenapa Kaili manggil lo, Han. Katanya suruh aja Hani ke sini."

"Lagian lo kenapa mau-mau aja disuruh sama Kaili?" tanya Hani dengan wajah heran melihat orang seperti Miguel yang kebanyakan bolos kelas dan terkenal karena kenakalan di sekolah ini, mau-mau saja disuruh oleh ketua osis.

"Lagi dinas, Han. Mana berani, gue."

Wajah Hani tambah tidak terkondisi mendengar pengakuan Miguel. Ia jadi heran setengah mati tentang kenapa Kaili begitu dihormati di sekolah ini dan tak ada yang berani melawan titah cowok itu.

"Ya udah deh, Han, ya. Gue balik ke arena dulu."

Tanpa menunggu jawaban dari Hani, Miguel sudah berlari kembali menuju arena yang terletak di gedung berbeda dari kelas siswa. Hani hanya melihat punggung cowok itu yang sudah menjauhinya. Dengan wajah heran, ia masih memikirkan tentang Kaili yang disegani sekali oleh semua siswa di Gandapatih.

Miguel itu pentolan sekolah. Terkenal dengan ketua baku hantam di sini. Kenapa kayak takut banget sama Kaili? Kalau tuh cowok ngelawan, pasti seru. Bisa ditonjok tuh kan, muka buaya Kaili.

Hani menggeleng, menyudahi pikirannya yang mulai melantur dan kembali berjalan menuju kelas. Setelah itu, ia akan ke arena seperti yang dikatakan Miguel. Jika memang tak ada yang penting, tak mungkin Kaili memintanya datang.

"Hani! Hani!"

Sedikit tersentak, Hani menoleh ke belakang dan menemukan sumber suara melengking yang membuat banyak mata siswa yang ada di sekitarnya jadi melirik ke arah yang sama. Lingga setengah berlari dengan recorder menggantung di leher, juga beberapa berkas yang ada di tangan.

"Lo nggak bisa pelan dikit suaranya?" kesal Hani menatap Lingga sedikit garang ketika cewek itu sampai di sampingnya.

Lingga menggeleng pelan dengan wajah menyengir. "Nggak bisa. Kan, lo budek."

My Enemy My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang