17 - Tetanggaan? Oke.

19 4 2
                                    

Halo lagi, yorobun~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo lagi, yorobun~~~

Makasih banget, yaa, masih mau baca ini. Hehe.

SPAM LOVE SUPAYA AKU SEMUNGUT DUUNGGGG. DI SINI~~~

Makasih, yaa.

Lafyu. Enjoy~

-MyEnemyMyLover-

Hari tenang tanpa Kaili.

Nampaknya, hari ini harus diabadikan menjadi hari yang bersejarah untuk kehidupan sekolah seorang Alula Hani karena ini sungguh jarang-jarang terjadi. Tidak ada Kaili berarti tidak ada pengganggu dan hal itu membuat senyum Hani yang sudah murah bertambah murah. Bahkan seperti orang gila, sesekali ia tertawa sendiri tanpa suara.

Dari lorong gedung B menuju arena yang ada di gedung C, Hani melihat Lingga yang sibuk dengan camcorder di tangan sebelum ternganga karena tak sengaja meliriknya berdiri tak jauh dari posisi cewek itu.

"Kenape, Lo?"

Hani menggigit-gigit kecil bibirnya, bermaksud menahan senyum yang tak bisa dikendalikan. DEMI TUHAN! HANI SENANG SEKALI HARI INI!

"Han." Lingga menggeleng-geleng melihat tingkah Hani. "Lo lama-lama bisa gila kalau senyum-senyum nggak jelas gitu terus."

Tak peduli dengan kalimat yang diucapkan Lingga, Hani menggelengkan kepalanya ke kanan dan kiri. Matanya masih menatap ke depan, tak sedikitpun terpengaruh dengan keberadaan Lingga.

"Dih! Ini lama-lama, gue yang gila karena lihat lo terus-terusan senyum gitu." Lingga berdecak pelan. "Udah, deh. Gue ke klub dulu. Mau briefing."

Hani mengangguk dan detik selanjutnya, ia melihat Lingga mengambil langkah menjauhinya. Senyumnya masih bertengger dan iya, nampaknya semua orang akan mengiranya sudah gila kalau melihat wajahnya hari ini terus-terusan.

Satu hal yang paling penting hari ini, adalah karena ia tidak akan dijarah oleh Kaili dengan menyuruhnya melakukan banyak hal tentang kepanitiaan event. Catat, hanya Kaili yang menyuruh ini-itu pada semua panitia perbantuan event sekalipun tidak sedang dibutuhkan. Baginya, event hari ini dan besok adalah surga.

"Hai, Han."

"Hai." Hani menjawab sambil masih berjalan menuju lokernya. "Final ya, hari ini?"

Laskar mengangguk. "Iya. Lo ke arena?"

Hani menoleh dan menunjukkan senyum jahilnya. "Nggak lah. Males. Kaili nggak ada jug—" decakannya keluar setelah mengingat dengan siapa ia sedang bicara. "Awas ya, lo ngadu sama Kaili. Gue potong barang lo, biar gue jual di pasar gelap."

Laskar bergidik. "Gila lo, ye! Psikopat sejak dini, nih."

"Ya, pokoknya awas aja kalau sampai Kaili tau, gue nggak kerja di kepanitiaan hari ini," ia menatap Laskar dengan mata menyipit. "Lo, gue mutilasi."

My Enemy My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang