-MyEnemyMyLover-
Kaili mengangkat sudut bibirnya saat mengingat apa yang dua hari lalu ia dan Ares bicarakan. Semuanya tentang Hani. Cewek dengan banyak label karet dua yang juga terkenal dengan talentanya ketika di atas panggung itu, tidak pernah selesai jika dibicarakan dalam satu hari. Selalu ada saja hal yang membuat orang melihat keberadaannya. Lalu sekarang, saat berjalan dari parkiran motor menuju kelas, Kaili sudah menangkap keberadaan Hani yang sedang berjalan di ujung lorong sana. Tidak sulit menebak Hani karena cewek itu selalu berjalan dengan novel di tangan kiri dan ponsel yang digenggam di tangan kanan.
Kaili menggeleng dan berdecak pelan. Terakhir kali ia melihat Hani masih terbaring dengan kulit pucat dan tubuh yang gemetar. Namun hari ini, ia melihat Hani yang berjalan pelan dan seolah tak peduli dengan keadaan sekitar.
"Kai."
Tepukan di bahu kirinya membuat Kaili menoleh sekaligus memutus tatapannya pada sosok Hani. Ia menemukan ada Laskar berdiri di sebelahnya, masih dengan cengiran yang cowok itu punya. Melihat itu, ia menaikkan kedua alis.
"Kenapa?" tanya Kaili.
Laskar menggeleng cepat. Cowok itu memerhatikan keadaan sekitar sebelum kembali menatap Kaili. "Gue bisa minta tolong lo, nggak?"
Tunggu dulu.
Apa benar yang berdiri di depan Kaili sekarang adalah Laskar? Sejak kapan cowok ini akan meminta tolong lebih dulu jika menginginkan sesuatu darinya?
"Kai," panggil Laskar dan ia berdecak. "Lo malah diem aja lagi. Gue nanya, anying." Dengan gemas, Laskar mengumpat Kaili di depannya.
"Lo sehat kan, Kar?" tanya Kaili pada akhirnya. Ia menatap Laskar dengan horor. "Tumben banget, cok, ngomong minta tolong ke gue. Biasanya lo cap-cip-cup aja."
Dari banyaknya detik, menit dan jam yang sudah ia lewati, tidak pernah ada satu hari pun Laskar meminta tolong padanya. Jika ingin sesuatu, cowok itu akan memaksa atau melakukan saja tanpa bicara apa-apa.
Laskar menggeleng-geleng. Sekian detik, ia hanya menatap Kaili dengan tatapan datar dan kesal. Namun di detik berikutnya, cowok itu kembali tersenyum-senyum lagi. Cengiran yang biasanya semua orang lihat, kini terbit lagi.
Laskar melupakan banyak hal hanya dalam sekian detik.
"Lo harus bantuin gue pokoknya, Kai." Kembali ke metode Laskar biasanya, memaksa. "Jadi gini, gue mau deketin Kheira."
Kedua alis Kaili nyaris menyatu setelah mendengar apa yang dikatakan Laskar.
"Kheira?"
"Hussttt! Lo mah, sekalian aja pakai toa ngomongnya, Kai."
Untuk sesaat mereka hanya melirik keadaan sekitar dan memastikan bahwa tak ada seorang pun yang menaruh atensi lebih pada mereka sekarang. Jadi pastinya pembicaraan ini hanya akan diketahui oleh keduanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Lover
Teen FictionHani menyadari jika dirinya tidak sempurna, ia masih manusia. Menjadi petinggi salah satu organisasi bergengsi di SMA Gandapatih yang katanya sulit ditembus, tidak membuatnya semata-mata menjadi yang paling baik di antara banyaknya yang terbaik. Keh...