-MyEnemyMyLover-
Semua orang sudah tahu bahwa tiada hari bagi Kaili untuk tidak membuat hari Hani rusak berantakan. Maka rasanya, pertanyaan sebanyak apapun yang orang tanyakan mengenai apa yang dilakukan Kaili padanya, tak cukup mampu untuk ia jelaskan satu-persatu poinnya.
Intinya, Kaili merusak hari-hari Hani.
"Jadi kostum yang dipake, gimana, Han?"
Pertanyaan yang datang dari Mecha membuat Hani menoleh dan berdeham. "Lagi gue usahain untuk Sanggar Mitra. Kalau untuk penampilan closing, semua udah deal kemarin."
"Gercep, anying. Ibu ketu kita emang paling dabes."
Lo nggak tau aja, gue susah payah sampe tidur aja nggak nyenyak.
Hani melengos saja mendengar pujian teman-teman klubnya. Ia menoleh ke arah Nando dan Hendi yang sedang bicara dengan wajah serius. Ada kertas yang dipegang oleh masing-masing dari mereka dan sesekali mereka menggaruk pelipis atau kepala.
"Sekarang lagi sibuk ngurusin apa, Ka?"
Mecha menoleh dan menatap Hani dengan kerutan di kening, seperti sedang bingung. "Itu, lho, Han. Anak literasi agak lama kasih pamflet padahal deadline dari osis udah besok, kan, kata lo?"
Hani mengangguk-angguk.
"Nah, itu si Nando sama Hendi lagi ngomongin gimana caranya supaya pamflet jadi, report ke Kaili jalan. I-itu." Mecha berdecak pelan dan memutus tatapan dari Hani.
Melihat ada kegusaran di mata Mecha, alis kanan Hani terangkat sambil menunggu teman satu klubnya untuk bicara. "Itu? Itu apa?"
"Anak-anak lagi kejar supaya lo nggak dimarahin lagi sama Kaili karena ini."
Mendengar bisikan yang baru saja diberitahu oleh Mecha, spontan kedua alis Hani terangkat. Ia sampai menatap lawan bicaranya dengan terbengong. Kalimat pujian yang diberikan orang-orang ini tadi, mampu membuatnya mengerti bahwa semua orang di sini sedang memperhatikan Hani dengan aktivitasnya yang agak berantakan akhir-akhir ini.
"Duh, Ka." Hani tertawa pelan sebelum kembali menatap Mecha. "Mau gue sempurna juga pasti dicari kesalahannya sama Kaili. Udah, nggak perlu mikirin gue. Tenang aja," ujar Hani sambil mengibas tangannya di udara. "Gue udah biasa banget sama semua ocehan Kaili."
"Yang ngerasa nggak enak itu, kita-kita, Han." Mecha bergerak gusar di tempatnya. "Gimana, ya, ngomongnya?"
"Coba gimana?" Hani tidak mau obrolan ini menjadi serius tiba-tiba dan membuat Mecha jadi serba salah.
"Selama ini anak-anak pada kasihan sama lo." Mecha memastikan keadaan sekitarnya sebelum menatap Hani kembali. "Semua kerjaan lo udah sepadan banget sama hasilnya, Han. Lo udah kerja keras banget selama ini tapi Kaili," jeda Mecha untuk menghela napas. "Kaili jahat banget sama lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy My Lover
Teen FictionHani menyadari jika dirinya tidak sempurna, ia masih manusia. Menjadi petinggi salah satu organisasi bergengsi di SMA Gandapatih yang katanya sulit ditembus, tidak membuatnya semata-mata menjadi yang paling baik di antara banyaknya yang terbaik. Keh...