[Bab 6] Burning Like Fire

442 84 8
                                    

"Entah mengapa aku merasagembira saat melihatmusudah dicampakkan, apakahitu terdengar buruk?Tapi di sisi lain ekspresi wajahitu terlihat sangat memuakkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Entah mengapa aku merasa
gembira saat melihatmu
sudah dicampakkan, apakah
itu terdengar buruk?
Tapi di sisi lain ekspresi wajah
itu terlihat sangat memuakkan.

Mengapa kau terlihat sangat
terluka, padahal ada
aku di dekatmu?"

.....

****

Menunggu seorang diri di halte bus pada jam sembilan malam.

Tak terasa hari benar-benar menjadi gelap dalam waktu singkat, kakiku sudah lelah berjalan mondar-mandir tidak menentu arah setelah keluar dari rumah Yohan.

Bodoh sekali.

Aku sempat datang ke rumah lama sambil berharap bisa menemukan tempat untuk menyendiri namun sekarang bangunan tersebut sudah diberi plang tanda dijual, tak ada ruang singgah dimana aku bisa melarikan diri dari dunia, sedari tadi hanya berjalan tanpa tahu harus kemana.

Bus terakhir sudah lewat sejak setengah jam lalu, sudah pasti tidak akan ada lagi yang datang, sedangkan taxi penuh oleh orang-orang, beberapa kali aku melihat kendaraan itu diisi penumpang sedangkan aku akan diam di halte.

Perasaan kesal atau takut terus berputar di dalam kepala.

Seumur hidup sejak dilahirkan ke dunia ini suara desahan hingga beberapa noda merah di leher seseorang adalah suatu hal paling menyeramkan di dunia, kupikir sensasinya akan sama seperti menonton film romantis setelah sekian lama.

Namun pada kenyataannya aku hanya seorang manusia yang dihadapi rasa takut terbesar di dunia ini, tidak ada kata romantis atau menyenangkan sama sekali, bahkan suara yang ditimbulkan begitu menjijikan.

Tidak apa-apa, ini bukanlah enam tahun lalu.

Memutar lagu dan menyumpal telinga dengan earphone justru membuat rasa tidak tenang menari-nari bebas, kedua kaki ini terus berayun di atas lantai jalanan, melupakan setiap suara desahan tadi dengan menghentak-hentak pelan mengikuti irama musik.

Tanpa sadar aku bernyanyi pelan berulang kali, mengumandangkan lagu yang berbeda tanpa memperhatikan apakah ada orang di sekitar sini atau tidak.

"London bridge is falling down, falling down, falling down."

"London bridge is falling down, my fair lady."

"Build it up with wood and clay, wood and clay, wood and clay."

"Build it up with wood and clay, my fair lady."

I'm Your Psycho [feat Yeonjun - TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang