[Bab 11] Solitude

343 79 13
                                    

"Ketika aku mencari tempatuntuk menyendiri,di sana aku menemukan pantulanwajahku di dalam cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ketika aku mencari tempat
untuk menyendiri,
di sana aku menemukan pantulan
wajahku di dalam cermin.
Terasa menakutkan.
Sejenak aku berpikir bahwa
sesuatu yang ada di depan mata
bukanlah hal nyata."

....


****

Malam hari setelah Ibu kembali ke rumah, entah karena alasan apa kali ini dia pulang lebih cepat daripada jadwal biasanya, sambil tersenyum dia memberi hadiah sekotak pizza untuk kami makan bersama-sama, tidak, lebih tepatnya hanya untuk aku dan Virgo.

Lelaki itu datang menghampiri dengan memakai baju santai seperti habis mandi, rambut masih setengah basah dan gaya sok keren yang dia pancarkan di depanku, meski bersikap biasa saja tapi tetap terlihat menyebalkan.

“Suapi aku, aaaa,” ucapnya pertama kali saat melihat sepaket pizza tepat di atas meja bersama jus buatan Bibi Sienna untukku.

“Pakai tanganmu sendiri.”


“Apa kau tidak bisa melihat mulutku sudah siap disuapi? Aaaa.”

“Hentikan, kenapa aku harus menyuapimu?!”

“Kalau begitu aku yang akan menyuapimu.”

Dia duduk semakin dekat tepat di sampingku pada sisa sofa abu-abu ruang santai, ada semburat manis terpantri di bibirnya seraya meraih sepotong pizza lalu menyodorkannya tepat di depan wajahku.

“Ngomong-ngomong, aku sudah dengar tentang organisasi kedisiplinan sekolah, aku baru tahu ada hal seperti itu di sekolah,” ucapku mulai mengalihkan pembahasan, menjauhkan tangan Virgo sambil tersenyum canggung.

Kedua mata lelaki itu terbelalak tak percaya, mengekspresikan rasa terkejut sekaligus senang secara bersamaan, dia mulai bicara tidak masuk akal mengenai apakah aku baru saja mencari tahu tentang imej kerennya di sekolah.

Tentu saja perkataan tadi sangat bodoh, mana mungkin aku mencaritahu sesuatu tentang Virgo atau kegiatannya di sekolah, tidak akan pernah kulakukan meski dipaksa sekalipun.

“Benar, itu organisasi yang tidak umum untuk sekolah di Pusat London, anggotanya juga bukan orang-orang sembarangan. Tugasku adalah sebagai orang yang senang menghukum, memarahi dan merampas. Menjadi anggota OSIS yang selalu disuruh-suruh atau ketua ini dan itu benar-benar menyebalkan, kau pasti tahu seberapa bebas jiwaku.”

“Iya … jiwamu memang sangat bebas sampai batas abnormal,” bisikku pelan.

Suara cekikikan lugu terdengar samar-samar dari Virgo, dari ekor mata dapat kulihat bagaimana cara lelaki itu mengunyah makanan hingga penuh di dalam mulut, mengembung lucu seakan dipenuhi rasa senang.

Memperhatikan bagaimana cara dia bicara atau bertingkah laku, aku tidak menyangka kalau Virgo punya saudara perempuan, dia begitu blak-blakan dan terkadang begitu mengganggu, tidak terduga jika harus memiliki saudara perempuan atau barangkali foto yang pernah kutemukan waktu itu hanya kerabatnya saja?

I'm Your Psycho [feat Yeonjun - TXT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang