Kalau tidak mendesak, Dylan sangat tidak mau makan lagi bersama Kenzie atau bepergian dengannya. Bukan apa-apa, Dylan hanya terlalu risih jika duduk berdua atau berjalan berdua. Kemarin saat mereka makan di restoran Jepang, banyak sekali pasang mata menoleh pada mejanya, lebih tepatnya pada Kenzie. Banyak para perempuan bisik-bisik seraya tertawa ke arahnya. Entah apa maksud mereka, apakah sangat kontras perbedaan Dylan dan Kenzie?
Iya, Dylan harus menyetujui bahwa Kenzie adalah laki-laki ganteng. Bahkan untuk seukuran pemuda kelas tiga SMA Kenzie mempunyai tinggi yang kurang ajar, 178cm. Itu sungguh tidak masuk akal. Kenzie juga blasteran Australia, Kakeknya asli orang sana. Bisa bayangkan bahwa rambut undercut yang Kenzie miliki sedikit berwarna pirang. Dulu, awalnya Dylan kagum dengan perawakan Kenzie saat masih SD, mungkin saat itu orang bule macam Kenzie sulit di temukan. Tetapi seiring berjalannya waktu Dylan perlahan menjaga jarak agar tidak berurusan dengan Kenzie.
Dylan hanya ingin hidupnya tenang tanpa tatapan-tatapan aneh yang orang lain lontarkan. Meskipun bukan pada dirinya, melainkan pada orang yang berjalan disebelahnya. Tetapi justru ia yang risih sendiri.
Kenzie memang cuek pada orang di sekitar, kalau Kenzie tidak kenal, dia akan bertampang masa bodoh. Bahkan ketika banyak orang yang ingin berkenalan, kalau ia merasa tidak perlu, Kenzie akan berucap sedikit pedas: Bahwa ia tidak tertarik dengan orang lain.
Sedangkan Dylan adalah orang sederhana yang mempunyai tinggi 162cm. Kulit eksotis, juga badan yang datar tanpa otot-otot seperti Kenzie, lebih memilih menutup diri.
Bukannya iri, tetapi Dylan memang tidak suka dengan orang pencapaian sudah di puncak. Dylan akan sangat bangga jika orang itu membangun semua dari nol hingga berdiri di atas bukit.
"Serius, Dyl, sepagi ini lo masak?" Tanya Kenzie menggaruk rambut tidurnya yang berantakan. Baju piyama hitam masih menggantung di badannya.
Dylan yang sudah selesai memasak menata makanan di atas piring. "Gurame bakar saus tiram prosesnya agak lama, Ken. Harus di marinasi dulu sama bumbu biar menyerap ke dalam." Ujarnya, mengambil piring untuk nasi.
"Gue pikir cuma di gitu-gituin doang." Katanya menghirup gurame saus tiram. "Baru dilihat aja udah keliatan enak. Gue makan sekarang, ya?" Kenzie tersenyum semangat, lalu duduk di depan meja makan.
"Enggak mandi dulu? Biasanya keluar kamar udah rapi pake seragam komplit." Tanya Dylan seraya ikut duduk didepan Kenzie.
"Enggak tahan dong, Dyl. Kelamaan mandi dulu. Gue udah laper." Kenzie meraup nasi dan memasukannya kedalam piring, lalu tangannya sibuk mengambil gurame bakar saus tiram juga capcai sosis.
Ternyata, Kenzie adalah orang yang makannya sangat banyak kalau memang ia suka. Kalau tidak suka ia akan makan satu kali suapan, setelah itu ia selesai.
Gurame bakar yang Dylan buat adalah ekstra pedas. Dylan baru tau kalau Kenzie suka pedas dari kemarin ia makan bersama. Selama menumpang, masakan Dylan tidak pakai pedas, dan Kenzie makan tanpa protes sekalipun bahkan ia tidak request masakan pedas. Ya, meskipun beda sekali dengan makannya sekarang, Kenzie jadi sangat lahap.
Dylan sangat senang melihat Kenzie makan selahap ini, ia tersenyum dan mengambil capcai sosis. Lalu ikut makan bersama dalam keheningan.
Setelah selesai, dan nasi habis Kenzie tertawa canggung. "Gue makan banyak banget." Ujarnya.
"Enggak apa-apa, Ken. Badan lo masih dalam tahap pertumbuhan." Jawab Dylan sembari membereskan bekas makan.
Kenzie mengangguk menyetujui apa kata Dylan, "Tapi lo enggak keliatan makan gurame, Dyl." Tepat sasaran, "Lo enggak suka ikan, ya?"
"Suka." Dylan mengangguk. Ia mengambil gelas kotor, lalu memasukannya kedalam wastafel untuk di cuci. "Gue cuma kurang suka pedas."
"Terus kenapa ekstra pedes? Lo jadi enggak makan gurame buatan sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Short StoryDylan Byantara yang kini hidup sebatang kara karena insiden mengerikan itu lebih memilih kabur dari rumahnya. Lulus SD ia pergi, dan bekerja di restoran yang sudah bangkrut. Bagaimana ia bertahan hidup? Justru teman masa kecilnya yang menyelamatkan...