Hari ini, Amanda tidak pergi sekolah dan akan libur bekerja. Katanya, dia akan menyambut ayahnya sendiri yang akan pulang kerumah.
Dylan juga sibuk beres-beres, pesanan laundry kosong, ia membantu Amanda di dapur untuk memasak. Sedangkan Amanda memakaikan gaun terbaik untuk ibunya, juga mendandaninya agar terlihat lebih cantik ketika bertemu suaminya nanti.
Semur ayam, tempe goreng, sambal terasi juga lalapan menjadi menu makan di pagi hari ini. Selesai menata ke meja makan. Suara ketuka pintu terdengar, Amanda langsung berlari untuk membuka pintu.
"Pak." Sapa Amanda. Pak Bayu langsung masuk kedalam rumah. Disampingnya, Dylan tersenyum dan Bayu membalas senyum Dylan.
Saat ini, ayah Amanda tengah menciumi wajah bu Sopie, kedua matanya basah karena istri tercintanya itu terlihat sangat kurus juga hanya bisa berdiam diri di atas kursi roda.
Dylan keluar, karena untuk memberikan ruang pada Bayu sekedar melepas rindu bersama istri dan anaknya.
Rasanya, hati Dylan benar-benar sudah sekeras batu. Melihat keluarga Amanda yang harmonis, Dylan sudah tidak merasa iri lagi. Ia jadi semakin terbiasa dengan kesendiriannya.
Namun, Dylan juga tak bisa bohong. Sesekali pikirannya teringat pada ibu dan ayahnya. Dylan hanya ingin tau kabar orang tuanya disana. Apakah mereka baik-baik saja? Ataukah mereka juga merasa kehilangan? Entahlah, Dylan merasa bahwa orang tuanya benar-benar sudah melupakannya.
Ponsel Dylan bergetar, pertanda panggilan masuk. Mengambil ponselnya di saku celana nama Nicholas tertera dilayar depan.
"Hei, Nik." Sapa Dylan.
"Hei." Jawab Niko. "Lagi apa, Dyl?" Tanya Niko di ujung sana.
"Lagi duduk aja, pak Bayu baru sampai rumah." Kata Dylan menoleh kedalam rumah. "Kamu enggak sekolah? Kok telepon aku."
"Aku sekolah, Dyl. Lagi enggak ada guru. Sepulang sekolah nanti, kamu mau main kerumahku lagi enggak?" Tanya Niko.
Dylan menghembuskan nafasnya, karena nanti malam dia harus mengantar Kenzie untuk bertemu pak Quentin. Namun, ia juga tidak enak hati jika harus menolak ajakan Niko. Terlebih orang tua Niko sangat baik kepada Dylan. Hanya untuk bermain, mungkin tidak masalah. Karena Amanda hari ini juga ada dirumah.
"Tapi aku enggak janji ya, Nik." Jawab Dylan. "Emangnya ada acara apa?"
Senyum Niko di ujung sana bisa Dylan dengar. "Enggak ada apa-apa, ayahku mau ketemu kamu." Kata Niko. "Maaf ya, aku jadi ngerepotin kamu."
Dylan mengangguk, pertanda ia tak kerepotan jika Niko memintanya. "Iya, sepulang sekolah jemput aku ya, malemnya aku mau nemenin Kenzie."
O U R S T O R Y
Sebenarnya, Dylan sangat canggung pada pak Bayu, ayah Amanda itu jarang sekali berbicara namun kasih sayangnya sungguh nyata. Apalagi, perihal Dylan yang menumpang disini. Meskipun Bayu mengatahui bahwa Dylan teman dekat Amanda, tetapi jika Dylan terus-terusan berada disini akan sangat canggung. Terlebih Amanda seorang perempuan, bagaimana kata tetangga.
Dylan juga sempat mendengar kalau pak Bayu pulang ia sendiri yang akan mengurus laundry, dan tak akan pergi lagi untuk bekerja. Karena takut jika bu Sopie sewaktu-waktu akan kembali sakit.
Kalau sampai seperti itu, Dylan harus cepat-cepat punya pekerjaan yang baru.
Dylan sudah meminta izin pada Amanda untuk pergi dengan Niko. Awalnya Amanda ingin ikut, tetapi dia sadar bahwa ayahnya baru sampai rumah. Akhirnya Amanda tetap mengizinkan Dylan untuk menemui Niko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story
Short StoryDylan Byantara yang kini hidup sebatang kara karena insiden mengerikan itu lebih memilih kabur dari rumahnya. Lulus SD ia pergi, dan bekerja di restoran yang sudah bangkrut. Bagaimana ia bertahan hidup? Justru teman masa kecilnya yang menyelamatkan...