06

2.7K 336 36
                                    

A SasuHina Fanfiction

.

Characters © Masashi Kishimoto
Story © chloenaru

.

Happy Reading^^







Sudah 2 hari sejak Hiashi mengetahui siapa sosok ayah dari calon sang cucu. Namun, dirinya belum sempat bertukar kabar dengan keluarganya meski hanya sekadar lewat telepon. Ia masih terlalu shock tentang fakta itu dan juga dirinya benar-benar disibukkan oleh pekerjaannya di Jerman.

Akhirnya ia mendapatkan sedikit waktu luang untuk menghubungi keluarganya yang di Jepang. Sekarang ini, ia sangat ingin tahu keadaan keluarganya, terlebih Hinata. Meraih ponsel yang tergeletak di atas meja kerjanya, mencari nomor sang putri, dan menekannya.

Ia menunggu beberapa detik dan langsung tersambung. Hiashi langsung tersenyum sendu ketika mendengar suara riang putrinya itu.

"Hallo, ayah." Itu kalimat pertama yang Hinata ucapkan ketika telepon keduanya tersambung.

Hiashi sedikit menarik nafasnya, menghembuskan dengan perlahan, dan menjawabnya dengan pertanyaan. "Hinata.... Apa kabarmu, nak?"

Hinata di seberang telepon tersenyum lembut, "aku baik, ayah. Ibu juga baik, apalagi Hana-chan, ia sangat-sangat baik di sini." Jelas Hinata kepada Hiashi walau ayahnya itu belum bertanya.

Hinata melanjutkan kalimatnya, "bagaimana kabar ayah di sana? Ayah jangan terlalu memaksakan diri bekerja, aku tidak ingin pulang-pulang ayah malah jatuh sakit." Ujar Hinata dengan nada yang dibuat sedikit menakutkan padahal tidak menakutkan sama sekali, malah terdengar menggemaskan.

Hiashi yang mendengar itu pun hanya dapat terkekeh pelan. "Ayah baik-baik saja, sayang. Kau tidak perlu khawatir."

Hiashi dapat mendengar tawa kecil Hinata melalui ponselnya. "Baiklah, pak bos." Balas Hinata ketika sudah menyelesaikan tawanya.

"Hinata," panggil Hiashi.

"Hm? Ada apa ayah?"

"Bagaimana kondisi kandunganmu saat pemeriksaan kemarin lusa hm?" Tanya Hiashi lembut.

Di sisi lain, Hinata terlihat mengelus perutnya lembut. "Kami sehat, ayah." Jawab Hinata.

Tangannya masih setia mengusap lembut perut ratanya dan kembali berkata, "apa kau ingin tau sesuatu, ayah?"

Hiashi mengkerutkan keningnya, "apa itu?"

"Mereka kembar," bisik Hinata lewat telepon, suara Hinata terdengar sangat bahagia. Hiashi kembali tersenyum sendu, namun perlahan senyum itu berubah menjadi sangat lembut.

"Begitu.... Jadi, ayah akan langsung mendapatkan dua cucu sekaligus hm?"

Hinata kembali terkekeh pelan, dan mengangguk semangat. "Iya, ayah."

Hening sejenak. Hinata terlihat ingin melanjutkan kalimatnya, namun ia ragu untuk mengatakannya. Hiashi yang sadar pun dengan segera bertanya, "ada pikiran yang mengganggumu?"

Hinata menggeleng walau tidak dapat dilihat oleh sang ayah. "Tidak,"

Hiashi masih bergeming, menunggu Hinata kembali berbicara.

"Aku ingin bertanya...."

"Apa itu?"

"Apa ayah akan menyambut anakku dengan tangan terbuka?" Tanya Hinata lirih.

MOTIVE [SH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang