25

1.9K 273 30
                                    

A SasuHina Fanfiction

.

Characters © Masashi Kishimoto
Story © chloenaru

.

Happy Reading^^














Naruto selalu bertanya-tanya dalam benaknya. Sebenarnya, apa yang kurang dari dirinya?

Bukan untuk memegahkan diri, tapi jika dilihat dari segi fisik dirinya sempurna. Materi? Hei, bahkan dirinya bisa membeli sebuah pulau hanya untuk ditelantarkan. Namun, mengapa wanita itu masih saja tak memandang ke arahnya?

Mengapa Sakura tak pernah melihat atau bahkan melirik sedikit saja kepada dirinya?

Apa karena cinta yang Naruto limpahkan kurang memuaskan wanita itu? Atau karena memang cinta Sakura kepada Sasuke yang terlalu menggebu-gebu, sehingga orang asing sepertinya tidak dapat masuk dalam hidup wanita itu?

Jujur saja, ia sedikit lelah—tidak. Ia sudah sangat lelah. Menunggu wanita itu untuk melihat ke arahnya adalah hal yang sangat diimpikannya. Dapat bersua hingga tua bersama Sakura adalah yang ia dambakan. Namun sepertinya cukup sampai di sini saja. Ia sudah terlanjur kecewa.

Iris sebiru lautan milik Naruto memandang getir pada layar ponsel milik Sakura. Naruto dapat melihat panggilan tak terjawab untuk Sasuke sebanyak tujuh kali. Sakura hanya menghubungi Sasuke, yang mana pria itu tidak akan menjawabnya. Dibandingkan dirinya yang akan secepat kilat mengangkat panggilan darurat yang dilakukan wanita itu.

Jika saja Sakura menghubunginya, maka kejadian seperti ini tak akan lagi terulang. Ia memang masih mengharapkan Sakura berbahagia, dengan Sasuke. Tapi sepertinya hal seperti itu sudahlah sangat mustahil, mengingat kejadian makan malam bersama pada saat itu.

Katakan ia bodoh karena begitu mencintai Sakura sampai-sampai dirinya hampir saja mengorbankan seorang wanita tak bersalah seperti Hinata.

Naruto menghembuskan nafasnya berat, mencoba menenangkan dirinya. Saat ini, ia sedang duduk di sofa kamar Sakura. Wanita bersurai pink itu sudah ditangani oleh seorang dokter. Untunglah Naruto tepat waktu, sehingga wanita yang dicintainya itu tak perlu sampai mendapatkan perawatan intensif.

Pikiran Naruto masih sama kalutnya seperti tadi. Saat Sakura sedang diperiksa oleh dokter, ia kembali ke dapur untuk sekedar mengecek. Dan dirinya mendapati ponsel Sakura yang tergeletak tak jauh dari meja makan, kondisi ponselnya retak namun masih dapat berfungsi. Ketika ia menyalakan layar ponselnya, di sana tertera kontak panggilan Sasuke.

Seharusnya wanita itu menghubunginya saja untuk hal-hal seperti ini. Sakura dapat mengandalkannya.

Naruto terkekeh, lalu ia mengusap kasar wajahnya. "Aku bisa gila." Safir Naruto memandang lurus ke arah tempat tidur, di mana Sakura terbaring masih dalam keadaan tak sadarkan diri.

Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Naruto memutuskan untuk menghubungi Sasuke. Sepertinya ia perlu membahas perihal kondisi dan keamanan Sakura, juga bajingan itu. Saat mengingat pria itu, gigi Naruto bergemeletuk. Ah, sepertinya ia tau siapa si brengsek itu. Ia sangat yakin 100% dengan dugaannya. Dapat ia pastikan pria itu mendapatkan ganjaran yang setimpal.



.



Setelah merayakan White Day dengan memakan coklat bersama dan sedikit bercumbu. Malamnya, Sasuke disibukkan oleh pekerjaan mendadak yang harus segera dikerjakannya. Sasuke kesal, tentu saja, pasalnya ini adalah akhir pekan. Rasa-rasanya ia ingin mengumpat kala dirinya tak dapat saling menghangatkan bersama sang istri, seperti biasanya.

MOTIVE [SH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang