15

2.5K 301 84
                                    

A SasuHina Fanfiction

.

Characters © Masashi Kishimoto
Story © chloenaru

.

Happy Reading^^














Sang surya mulai menampakkan diri di ufuk timur. Suara kicauan burung yang bersahutan, juga daun yang saling bergesekan karena tertiup angin pagi tak membuat wanita bersurai indigo itu lekas bangkit dari ranjangnya.

Entah karena terlalu nyaman atau apa, Hinata malah semakin menenggelamkan tubuhnya di bawah balutan selimut hangat itu. Ia merasa sangat enggan walau bergerak barang sedikit saja.

Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi, berarti wanita itu baru saja tertidur selama tiga jam. Hal itu membuatnya merasakan sakit kepala yang luar biasa pagi ini dan tubuhnya juga sedikit menggigil.

Masih dengan kelopak mata yang terpejam, Hinata menghela nafas pelan. Ia merasa sangat bodoh karena menunggu pria itu untuk pulang semalaman, sampai-sampai ia merasa tak enak badan begini. Bahkan semalam ia sempat menangis berjam-jam dan hal itu juga yang membuat kepalanya terasa sangat pusing. Apalagi mood nya yang sangat mudah berubah-ubah akhir-akhir ini. Faktor kehamilannya membuat Hinata menjadi sangat melankolis.

Sejujurnya, Hinata kurang menyukai faktor kehamilannya yang itu, dan juga yang satu ini, yaitu; selalu ingin berada di dekat sang suami.

Tetapi sepertinya, hal itu bukan hanya disebabkan oleh anak-anaknya saja. Dirinya sendiri pun merasa sangat nyaman berada di dekat Sasuke. Hanya sebatas nyaman, dan lebih sedikit hatinya sering menghangat.

Perlakuan Sasuke terhadapnya sangat jauh dari yang ia pikirkan. Hinata pikir, Sasuke akan menjelma menjadi pria brengsek ketika telah menjadi suaminya. Ternyata ia salah. Pria itu tak pernah menyakiti fisik maupun batinnya dan malah sangat-sangat perhatian kepada Hinata, juga anak-anak mereka.

Hal itu cukup membuatnya merasakan debaran-debaran kecil di hatinya. Hinata tau, ia harus segera kembali memperingati dirinya tentang itu. Apalagi kejadian semalam seperti menyeret paksa dirinya untuk melihat kenyataan. Bahwa nyatanya, pria itu hanya akan selalu mencintai Haruno Sakura.

Hinata kembali menghembuskan nafasnya, kemudian membuka kelopak matanya yang dihiasi bulu mata yang sangat cantik. Dalam hati ia kembali menegaskan batasan-batasan yang tak boleh dilewati, baik untuk Hinata maupun Sasuke. Karena jika salah satunya melewati batasan itu, maka Hinata lah menjadi orang pertama yang terjatuh.

Yang paling Hinata harapkan adalah Sasuke yang tak akan melewati batasannya. Karena jika pria itu yang melakukannya, Hinata tak akan bisa menghalanginya. Mungkin ia perlu menegaskan tentang hubungan keduanya nanti pada Sasuke.

Hinata sedikit menggeliatkan tubuhnya. Memikirkan hal-hal rumit seperti itu membuat kepalanya terasa lebih sakit. Hinata pun segera bangkit saat dirasa dirinya membutuhkan air mineral untuk menuntaskan dahaga. Ia beranjak menuju dapur dengan sangat hati-hati, takut dirinya limbung dan terjatuh. Hinata tak ingin hal yang dapat membahayakan kandungannya seperti itu terjadi.

Kendati demikian, wanita itu malah merasakan kesadarannya mulai menipis saat mencapai di ambang dapur. Sebelum ia tak sadarkan diri sepenuhnya, Hinata melihat siluet sang suami yang berlari ke arahnya dengan wajah panik.

Ah, akhirnya pria itu pulang. Ia pikir, Sasuke tak ingat pulang.

Kesadarannya pun telah menghilang sepenuhnya, dan hanya menyisakan kegelapan, juga rasa sakit di kepalanya.




MOTIVE [SH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang