21

2.4K 284 25
                                    

A SasuHina Fanfiction

.

Characters © Masashi Kishimoto
Story © chloenaru

.

Happy Reading^^















Musim dingin berlalu, setiap sudut kota yang sediakala ditutupi salju, kini dihiasi hamparan warna-warni bunga dengan aroma musim semi yang khas.

Angin berhembus, menggoyangkan setiap kelopak bunga secara perlahan, memberikan sensasi tersendiri jika waktu telah memasuki musim semi. Awal bulan Maret, bagaikan kisah cinta indah pada musim semi, itulah yang terjadi antara Sasuke dan Hinata.

Diawali dengan saling menerima eksistensi masing-masing, saling memperhatikan, saling terbuka, hingga saling memadukan rasa. Dulu, mereka memang melakukannya sebagai bentuk kewajiban dalam berhubungan suami-istri. Namun kini, mereka telah mencampuradukkan perasaan yang mulai terbentuk dalam hati masing-masing.

Apalagi semenjak peraduan panas seminggu lalu, keduanya menjadi semakin lengket. Ditambah Sasuke yang semakin gencar 'meminta' nya kepada sang istri. Semalam pun begitu, Sasuke dan Hinata kembali melakukan peraduannya hingga hampir menjelang subuh.

Kini, matahari mulai memancarkan cahayanya, mengantarkan rasa hangat yang menjalari raga. Diterangi sinar mentari yang sedikit mengintip melalui celah gorden, sepasang suami-istri itu masih saja bergelung nyaman di bawah selimut.

Sang wanita masih setia menyelami mimpi, sedangkan sang pria sibuk menatap penuh damba pada wanita-nya. Jemari milik Sasuke menyentuh lembut helaian indigo milik sang istri, lalu membelainya secara perlahan.

Onyx-nya masih setia mengamati tubuh polos Hinata yang hanya tertutupi selimut hingga mencapai batas dada. Kendati demikian, tidak dapat menyembunyikan tubuh sang jelita yang dipenuhi ruam-ruam merah.

Sudut bibir sang pria sedikit terangkat kala melihat bibir sang istri sedikit mengerucut. Tak tahan, Sasuke mendekatkan wajah, ingin menciumnya. Namun, bukannya mencium bibir Hinata, ia malah mengumpat.

Dengan kekesalan yang berada di ujung tanduk, Sasuke melirik malas pada ponselnya yang berdering di atas nakas. Melihat nama seseorang yang menghubunginya, ia memilih mengabaikan, dan melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Dalam sekejap, Sasuke melumat bibir manis sang istri yang masih terlelap. Tindakan yang dilakukannya itu membuat Hinata sedikit mengerang dan menggeliatkan tubuhnya. Kelopak mata yang semula tertutup, kini menampakkan sepasang manik mutiara yang cantik.

Netra Hinata membeliak saat mendapati wajah sang suami yang begitu dekat. Ditambah sebuah benda lembab yang melumat bibirnya dengan panas. Hinata segera menggigit bibir Sasuke saat merasakan nafasnya yang mulai habis.

Sasuke mengaduh, sedetik kemudian menyeringai. "Selamat pagi, Hinata," bisiknya tepat di sebelah telinga kiri sang wanita.

Rona merah setia terpatri di pipi porselen Hinata, punggung tangannya menutupi setengah wajahnya yang memerah. Ia menjawab, "selamat pagi, Sasuke-kun."

Sasuke yang ingin kembali mencium sang istri seketika terhenti. Ponselnya berdering. Ingin mengabaikan, namun Hinata menyuruhnya untuk mengangkat. Panggilan pun tersambung.

"Pukul 07.00 pagi. Ada apa?" Desis Sasuke tak senang pada seseorang di seberang telepon.

Naruto terkekeh pelan, lalu berkata. "Apa salah aku menghubungi mu di pagi hari? Biasanya aku hubungi saat subuh pun kau tidak masalah."

MOTIVE [SH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang