preman buaya-part extra

1.6K 195 16
                                    

Wakasa x takemichi
.
.
.

Malam pertama setelah menikah dua bulan. Karena takemichi punya trauma membuat wakasa tak mau menyentuh takemichi seenaknya.

Entah kenapa tiba-tiba anak itu mengajak untuk melakukannya. Sepertinya itu semua karena tetangganya yang baru saja melahirkan.

Omega itu cerita pada takemichi kalau suaminya sangat senang saat dia melahirkan bayinya. Membuat takemichi jadi merasa tak enak pada wakasa.

"Kalau kamu tidak mau tidak apa-apa sayang. Jangan paksakan dirimu" ucap wakasa diatas ranjang.

Takemichi menuntun tangan wakasa untuk menyentuhnya. Tangan takemichi yang bergetar membuat wakasa jadi tak tega.

"Kamu yakin ingin melakukannya?" Tanya wakasa menyentuh pipi takemichi.

"Y-ya, aku tidak akan protes. Lakukan apapun yang kamu mau" ucap takemichi menunduk.

Wakasa mendekati leher takemichi. Mengendus dan mengecup area yang pernah di tandai wakasa saat pertama kali mereka tidur di kamar itu.

Wakasa bahkan membeli rumah baru dengan hasil tabungannya yang dulu katanya demi mengganti bengkel shinichiro yang di jual mantan kekasihnya.

Shinichiro kini sudah tiada, adik-adiknya juga masing-masing melakukan pekerjaan lain.

Emma mengatakan pada wakasa agar tabungan wakasa digunakan untuk hal yang wakasa inginkan saja. Shinichiro pasti juga ingin itu.

Takemichi terus bergetar, tangannya sangat dingin. Ia masih ketakutan disentuh wakasa.

Wakasa menatap takemichi kemudian melumat bibir takemichi.

Takemichi meremat kaos wakasa. Rasa takutnya kian memudar. Ciuman wakasa terasa hangat. Membuatnya mampu merasa tenang. 

Ciuman yang panjang membuat takemichi tak sadar wakasa telah membuka celananya.

"Aku akan melakukannya dengan lembut" wakasa menidurkan takemichi. Kemudian mengangkat satu paha takemichi naik ke bahunya.

Takemichi tampak memasang wajah takut. Wakasa mengecup seluruh wajah takemichi. Jarinya mencoba masuk kedalam lubang takemichi.

"Tenanglah sayang, ini hanya aku" bisik wakasa menjilat perpotongan leher takemichi.

"Nghh~ w-waka..." Takemichi mencengkeram bahu wakasa kuat.

"Kenapa hmm?" Wakasa menatap takemichi dibawahnya. Anting panjangnya mengenai pipi takemichi.

"Aku takut" ucap takemichi.

"Shhh tenang ya sayang, ini aku. Bukan siapapun. Ingin ciuman?" Tanya wakasa.

Wakasa mengecup bibir takemichi singkat. Kemudian kembali melumat bibir takemichi. Lidahnya masuk kedalam mulut takemichi.

Dua jari ia tambahkan. Takemichi sudah basah dibawah. Kini takemichi mulai menikmati keadaan.

"W-waka! Mhnn.." takemichi muncrat. Muatannya mengenai celana hitam wakasa.

"Cepatnya" wakasa mengelap precum yang mengotori celana waka.

"Jangan menghinaku" takemichi menutup separuh wajahnya dengan lengan.

"Aku tidak menghinamu, kenapa kamu merasa seperti itu?" Wakasa memeluk tubuh takemichi dan menduselkan kepalanya di leher takemichi.

Wakasa membuka resletingnya dan mengeluarkan miliknya. Takemichi yang ia pangku hanya bisa mendengar suara gemerisik resleting.

takemichi harem (one shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang