catatan kecil

2.9K 266 47
                                    

Mikey x takemichi
.
.
.

"Kumohon, lepaskan hanagaki" senju bersujud di depan mikey yang masih membuat takemichi babak belur.

Mikey melepaskan takemichi di tangannya. Takemichi tersungkur ke tanah. Kakinya tak mampu lagi untuk sekedar berdiri. Namun, ia menahan kaki mikey.

"Jangan mengganggu, senju. Padahal sedikit lagi... Sedikit lagi aku menemukan kebebasan. Mikey-kun, teruskan!! Bunuh aku!!!" Pinta takemichi mendongak menatap mikey.

"Oi, apa yang kau katakan takemichi?" Koko yang sedaritadi tak tega memandangnya hendak menghentikan takemichi.

"Mikey-kun, aku mohon. Bunuh aku" tatapan memohon dari takemichi membuat mikey tersadar dari semua yang ia lakukan.

"Take..micchi?" Darah takemichi di tangannya membuat mikey frustasi. Ia memegang kepalanya sendiri dan terduduk di depan takemichi.

"Maafkan aku, maafkan aku" gumam mikey memegang kedua pipi takemichi.

"Apa yang kau lakukan..." Lirih takemichi.

"Kubilang bunuh aku kan? Aku ingin bebas!! Biarkan aku mati di tanganmu!!" Teriak takemichi menepis tangan mikey.

"Kumohon mikey-kun, bunuh aku" pinta takemichi memegang tangan mikey menuntunnya kearah lehernya.

"Tch, koko!! Bawa dia kerumah sakit!!" Suruh mikey.

.
.
.

Takemichi membuka matanya, ruangan berwarna putih adalah hal yang pertama kali ia lihat.

"Aku... Tidak jadi mati?" Gumamnya seorang diri. Infus ditangannya ia pandang lama.

"Biarkan aku mati!! Kenapa orang-orang menghalangiku!!" Takemichi membuka tali infus di tangannya paksa.

"Oii, apa yang kau lakukan!! Jika mikey tau ini, aku yang dipukul!!" Protes koko menggenggam tangan takemichi.

"Siapa kau?!! Peduli apa kau padaku?!! Biarkan aku mati!!" Teriak takemichi di dalam kamar rumah sakit.

Perawat yang kaget lantas masuk ke dalam kamar.

"Apa yang terjadi? Pasien hanagaki sudah siuman?" Tanya perawat.

"Suster, dia bertingkah aneh. Tolong lakukan sesuatu" pinta koko sambil berbisik.

"Aku harus mati, puncak kebebasan adalah kematian" gumam takemichi menatap telapak tangannya sendiri.

.
.
.

Seminggu berlalu, gumaman takemichi tentang kematian sudah berakhir. Ia tak lagi mengatakan apapun. Lebih tepatnya, ia tak punya kemampuan untuk berbicara lagi.

Sepanjang hari ia habiskan untuk menatap kearah jendela. Mikey yang sering menjenguknya hanya bisa menggenggam tangannya sambil mengatakan maaf berkali-kali.

"Hari ini, kau masih menatap kearah jendela? Apa yang kau lihat?" Tanya mikey sembari menggenggam tangan takemichi.

Takemichi menatap kearah mikey dan tersenyum lembut. Ini pertama kalinya ia membuat respon seperti itu. Membuat mikey terbelalak dan merasakan perasaan bahagia yang tak dapat ia ungkapkan.

"Akhirnya kau menatapku" ucap mikey mengecup tangan takemichi.

"Aku minta maaf takemicchi. Aku benar-benar minta maaf. Aku mencintaimu. Aku tidak sadar apa yang telah kulakukan dengan tanganku. Maafkan aku" ucap mikey sembari mengelus tangan takemichi ke wajahnya.

Takemichi hanya tersenyum menatap mikey. Kedua tangan mikey ia genggam dan ia arahkan menuju lehernya.

Tatapan matanya yang sangat persis saat insiden babak belur saat itu seakan memohon untuk dibunuh membuat mikey melepaskan tangannya. Mikey menunduk dan berdiri dari kursinya.

takemichi harem (one shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang