takemichi harem (one shoot)

imaginary friend

Mikey x Takemichi
Mistery
.
.
.

Kalian tau kan? Teman khayalan? Kasusnya kebanyakan terjadi pada anak-anak kesepian yang jarang punya teman. Atau mungkin diakibatkan dengan imajinasi anak yang cukup tinggi.

Bentuknya bisa berbeda-beda tergantung imajinasi anak itu sendiri. Dan aku, memiliki satu teman khayalan sejak aku berumur lima tahun.

Dia berambut pirang pendek dengan mata kelam dan cukup tampan. Anehnya, dia punya tanduk dan ekor merah di tubuhnya.

Dia menyebut dirinya sendiri sebagai Mikey. Cukup aneh mengingat ini Jepang dan aku tak pernah sekalipun mendengar nama asing selain negara tempatku berada.

Mikey sangat asyik diajak bermain. Namun, ketika ibuku datang dia akan bersembunyi dibawah tempat tidurku dengan alasan tidak ada yang boleh tau tentang keberadaannya.

Saat cuaca cerah, dia mengajakku bermain diluar rumah. Rumahku memang agak pelosok dari kota. Dialah yang menuntunku ketempat yang menyenangkan.

Jika cuaca tidak bersahabat dan sedikit menakutkan. Dia bersedia memelukku untuk memberi kehangatan.

Saat usiaku masuk 6 tahun, aku mulai masuk sekolah dasar. Bertemu teman-teman nyata dan memiliki teman dekat yang bisa diajak kerumah.

Namun, Mikey tampaknya cemburu dengan kehadiran teman baruku. Setelah mereka pulang, dia menyambarku diatas ranjang lalu menekan kuat pundakku. Mengatakan kalau hanya dirinya yang boleh bermain denganku.

Aku tentu takut, apalagi kekuatannya bukan main. Padahal kami sama-sama seorang anak kecil.

Ketika aku meyakinkannya kalau aku tak akan membawa siapapun lagi kerumah dia kembali tenang. Lalu tersenyum lembut seperti biasanya.

Seiring berjalannya waktu, aku semakin muak dengan teman khayalan ini. Rasanya jika aku masih membayangkan kehadiran Mikey, aku tak akan bisa jadi dewasa.

Saat aku duduk dikelas 4 SD. Ada salah satu temanku yang menertawai satu orang anak hanya karena teman khayalannya. Dia bilang, sejak kecil dia ditemani badut lucu untuk bermain bersamanya. Anak itu habis dibully satu kelas hanya karena imajinasi bodoh itu.

Aku pun memilih untuk mencoba menghilangkan Mikey juga bagaimanapun caranya.

.
.
.

Aku masuk SMP tahun ini. Dan seperti sebelumnya, Mikey tak kunjung hilang dari bayanganku. Semakin aku pikir semakin merinding pula diriku. Mikey seakan benar-benar nyata dan dia memang benar-benar ada.

Dia menyentuhku, memelukku, menggenggam tanganku dan aku merasakannya. Kalau dipikir lagi, itu tidak mungkin terjadi. Kupikir aku benar-benar sudah gila.

Kadangkala, untuk mengetahui kalau aku memang benar-benar waras. Aku menunjukkan Mikey pada anggota keluargaku, entah ibu atau ayah. Tapi mereka benar-benar tidak melihat wujud apapun dari yang aku tunjuk.

Mikey terkadang menaikkan sudut bibirnya saat ibu dan ayah mengerutkan dahi mereka ketika aku menunjuk udara yang kosong.

Setelahnya berbisik tepat ditelingaku. Mengatakan kalau aku spesial. Bukan karena bisa melihatnya. Tapi karena dia memilihku.

Perawakannya pun kian berubah, dia benar-benar jadi anak laki-laki remaja yang benar-benar berparas cukup menawan. Aku semakin frustasi dengan pikiranku yang bisa membayangkan bentuk wajah Mikey yang seperti itu.

Maksudku, dia benar-benar sangat tampan. Seperti melihat orang asing yang biasanya mahir berbahasa Inggris.

Rambut pirangnya kini memanjang sebahu. Dengan postur tubuh yang cukup manly. Meski ekor dan tanduknya masih tetap ada disana.

Saat kami beranjak remaja, Mikey semakin meresahkan. Dia sibuk mengoceh tentang masa pubertas dan hal hal mesum lainnya. Terkadang menawarkan hal erotis yang membuatku muak setengah mati.

Aku cuma berpikir bahwa khayalanku cukup mengerikan tentang Mikey. Padahal aku yakin aku tidak semesum itu.

Saat malam dia bisa saja merangkak diatas tubuhku sembari menggosok lututnya di selangkanganku. Itu membuatku geli dan aku mendorongnya.

Dia cukup tangguh dengan tubuh kekarnya itu. Aku tidak punya cukup tenaga untuk bisa bersaing dengannya jadi aku katakan padanya untuk berhenti atau aku akan marah padanya.

Dia cukup penurut saat aku mengatakan hal itu. Dia lalu turun dan tidur di sampingku. Memelukku erat sampai aku tertidur sendiri.

.
.
.

Aku berada di tahun terakhir masa SMA. Dan ya.... Mikey masih ada, masih berada di sisiku dan tinggal bersamaku.

Ya, aku pindah kota ke Tokyo. Kupikir berada di pinggiran desa akan semakin sulit bagiku untuk bisa menjauh dari Mikey.

Tapi nyatanya tidak, Mikey semakin leluasa berada di dekatku karena hanya kita berdua di rumah.

Dia semakin tak tau batas. Saat aku memasak dia memasukkan tangan dinginnya kedalam bajuku.

Saat aku mandi, dia mengikutiku dan mulai menggerayangi tubuhku dengan tangannya.

Saat aku berbaring di ranjang dia kadang mengangkat kakiku keatas dan menempelkan miliknya di pantatku. Walau ada batas kain yang kupakai diantaranya tetap membuat ku merasa jijik dan tak nyaman.

Semakin kupikir aku makin sadar, kalau Mikey sebenarnya bukanlah teman khayalanku.

Dia bukan bentuk imajinasi yang lahir dari diriku saat aku kecil.

Dia nyata, dia ada dan dia benar-benar berwujud.

Alasan kenapa hanya aku yang dapat melihatnya karena dirinya yang Memilihku. Dia yang menentukan bahwa aku targetnya.

Mikey yang tumbuh besar bersamaku dan selalu berada di sampingku ini tidak lain adalah seorang iblis.

Dia bentuk nyata seekor setan Incubus yang nantinya akan menghabisi nyawaku di malam nanti. Entah kapan aku tak tau.

Pantas dia bisa semesum dan selaknat itu. Ahh... Jika aku tau, aku sudah lebih dulu mengiyakan ajakan orang tuaku untuk ke tempat suci agar aku dibersihkan.

Mikey memelukku dari belakang sembari menjilat leherku. Dia berbisik dengan suara beratnya.

"Kau yakin tidak ingin sex malam ini?"

Pertanyaan gila seperti biasanya. Aku tentu akan menolak setiap ajakannya. Hanya menunggu waktu sampai dia benar-benar muak dan memaksaku. Dan akhirnya membawaku ke gerbang neraka tempat dia dimana harusnya berada