panic attack

2.6K 208 20
                                    

Sanzu x takemichi
.
.
.

"Haruchiyo-kun!! Aann~" takemichi menyuapi sanzu yang ada di depannya.

Hari ini adalah anniversary mereka yang ke tiga tahun. Sanzu menyewa satu restoran untuk kekasih manis di depannya itu.

"Kamu senang, takemichi?" Tanya sanzu tersenyum.

"Yeah, terimakasih haruchiyo-kun" balas takemichi ikut tersenyum.

Senyum terpaksa yang selalu ia latih di rumahnya sendiri.

Jika dilihat sekilas, pasangan ini memang benar-benar terlihat seperti pasangan ideal dan juga serasi. Namun, yang sebenarnya adalah hanya rasa ketakutan dari takemichi yang membuatnya harus berakting seakan-akan ia bahagia di depan kekasih gilanya itu.

"Aku melihat bibirmu sedikit di tekuk. Apa ada yang salah sayang?" Tanya sanzu meraih tangan takemichi dan mengelusnya.

"Bukan apa-apa, haruchiyo-kun. Jam tidurku hanya terpotong sedikit membuatku sedikit lelah" balas takemichi lagi.

"Begitu ya? Kalau begitu kita pulang saja?" Saran sanzu mengelus pipi takemichi.

"Unn... Kurasa itu lebih baik" balas takemichi.

"Baiklah, jika kekasihku ingin istirahat. Akan aku antarkan sampai ke kamarmu. Ayo pulang sayang" sanzu merangkul pinggang takemichi dan berjalan beriringan.

.
.
.

"Take- ahh... Sanzu haruchiyo" yamagishi yang ingin menyapa takemichi mengurungkan niatnya dan kembali masuk kedalam apartemennya.

"Dengar ya yamagishi!! Jika kau masih ingin hidup dan minum sake denganku seperti biasa. Jangan pernah menyapaku di depan haruchiyo!! Jangan pernah!!!!"

"Hahh... Takemichi memang terlalu memikirkan perasaan pacarnya" gumam yamagishi seorang diri.

Sanzu melirik pintu apartemen yamagishi sekilas. Kemudian menatap takemichi kembali.

"Dia siapa sayang?" Tanya sanzu.

"Tetangga baru. Aku tidak banyak berurusan dengannya. Jadi aku kurang tahu" balas takemichi membuka kunci pintu apartemennya.

"Heeehh... Aku pikir dia pengganti matsuno chifuyu" senyum miring sanzu.

Takemichi tertegun mendengar nama seseorang dari mulut sanzu. Sahabat karibnya yang dua tahun lalu telah tiada.

"Bukan sayang, aku saja tidak kenal pria kacamata itu" balas takemichi lagi.

.
.
.

"Kamu akan pulang secepat ini? Kita baru duduk sebentar loh!" Takemichi mengantarkan sanzu ke depan pintu.

"Aku punya pekerjaan dirumah. Istirahat saja sayang. Kau lelah bukan?" Sanzu mengecup dahi takemichi.

"Saat kau bilang begitu. Aku jadi lelah. Baiklah hati-hati di jalan haruchiyo-kun. Jangan mampir kemana-mana ya" takemichi menutup pintunya kemudian terduduk di lantai dan meraup nafas yang banyak.

"Yamagishi" takemichi berdiri kembali dan berjalan ke kamarnya. Kemudian mencari ponsel miliknya dan mencari nomor yamagishi.

'kunci pintu rumahmu. Jangan biarkan siapapun masuk kedalam. Kalau ada yang mengetuk pintu jangan menyautnya. Aku mohon, yamagishi. Turuti perkataanku'

Pesan dikirim ke nomor yamagishi. Sayangnya anak itu sudah tidur duluan. Syukurlah pintu apartemennya sudah terkunci sempurna.

Takemichi terus menunggu yamagishi membaca pesannya dan terus berdoa agar teman masa kecilnya itu selamat dari sanzu yang baru pulang.

takemichi harem (one shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang