Hope and Pain (END)

2

(Sorry kalau nemu typo)
Sebelum baca jangan lupa buat Follow yang belum Follow, dan vote komen.

"Ya bagus." Kalau bisa bola mata Zio keluar, keluar dah saking kagetnya.

Dia rasanya mau jitak kepala Holly, tapi sadar lagi ada Bapaknya Holly.

"Lo pikir mati gampang?" Tanya Zio pelan,

"Gak tahu." Demi apapun, mendidih darah Zio.

Dia elus dadanya pelan, "Om saya permisi yaa, mau nyusul Mama Papa."

"Masih lama tuh orangtua kamu, donatur kan?" Tanya Sammy, dia tahu karna dia salah satu donatur juga.

"Aku kurang tahu Om,"

Holly cuma berdiri lihat dua laki-laki di depannya, di lihat-lihat akrab banget dah.

"Balik sama kita aja, mau gak?" Tanya Sammy,

Zio garuk kepalanya yang gak gatal, terus lihat Holly minta pendapat. Holly cuma lihatin Zio tanpa Ekspresi.

"Sebenarnya aku bawa motor Om, aku titip di Sekolah." Kata Zio,

Sammy rangkul Zio, "Ya gakpapa santai  kita ke Sekolah lagi." Dan Zio nurut,

Selama perjalanan ke Sekolah, Holly banyak diamnya.

"Kamu kelas berapa Zio?" Tanya Sammy.

"Udah kelas 12 Om."

"Wihh lagi sibuk belajar banget nih,"

"Iyaa gitu Om, masih awal semester jadi masih santai lagi sibuk Osis juga, mau pergantian." Kata Zio,

"Ly, Osis apaan?" Tanya Sammy,

"Tanya sama dia Pa, kan dia Osis." Kata Holly,

"Ih kamu, Papa tanyanya sama kamu."

"Babunya sekolah." Kata Holly,

Sammy mangut-mangut aja dia gak ngerti kata Babu itu apa.

Tapi Zio rasanya bener-bener pengen jitak kepala Holly, enteng banget ngomongnya.

Tapi ya bener tapi yaa gak gitu juga.

Au ah.

"Orang penting dong?" Tanya Sammy,

"Penting gak lo?" Tanya Holly tanpa noleh ke belakang.

"Ehehe biasa aja Om,"

"Udah sampai nih, kok masih rame yaa di Sekolah?"

"Oh itu siswa yang ikut extracullicular Om, Holy gak ikut kegiatan Extraculicular?" Tanya Zio, sengaja. Soalnya dia tahu ini anak gak ikut ekskul apapun.

Siapa tahu dengan dia ngomong gini, kena marah si Holly sama Bapaknya.

"Om yang larang sih Zio." YAAHH GAGAL.