13

538 117 12
                                    

(Sorry kalau nemu typo)
Jangan lupa tinggalin jejak kamu yaa,,
















"Bisa lo lepas gak tangan lo dari rambut Holly?" Tanya Zio, natap Yuna tajam. Beberapa anak udah bisik-bisik aja,

"Dia harus minta maaf dulu sama gue." Kata Yuna gak kalah galak.

Sekarang Zio natap dua-duanya sama, sama-sama datar. Beneran deh tatapannya menindas banget,

"Anjir serem amat matanya Kak Zio."

"Lepas !"

"Apa? Kaka Zio mau belain dia juga? Kak Zio udah ketipu sama tampang sok baiknya dia ini." Kata Yuna malah makin kuat dia jambak rambut Holly

Holly memekik kesakitan.

"Udah cukup pacar aku kegoda sama dia, Kak Zio jangan!"

"WADUUHHH RAME NIH."

"Lo lepas apa gue bawa bukti kalau Holly gak salah, dan lo malu?!" Tanya Zio,

"Lo lepas apa gue bawa lo ke ruang BK?"

Yuna marah, dia sentak kepala Holly sampai terhuyung ke belakang.

"Keren yaa lo perek, susuk lo ampuh banget!"

"Susuknya sama yaa kayak yang nyokap lo pake?" Mata Holly panas dengar itu, dia maju tangannya udah terangkat mau gampar Yuna.

Tapi di tahan sama Zio.

"Lo gakusah ikutan bar-bar bisa gak?" Tanya Zio, Holly langsung muter badannya menghadap Zio.

"Nyokap lo di fitnah lo terima?"

"Nyokap lo gak salah apa-apa di fitnah lo terima?"

"NYOKAP LO YANG UDAH MATI DI FITNAH LO TERIMAA?" Teriak Holly di depan Zio, dan semua orang dengar itu.

Yuna diam dia gak tahu fakta kalau Ibu Holly sudah tidak ada.

"Gue gak terima. Tapi gue gak akan lakuin hal jahat yang sama ke orang itu." Kata Zio, tatapannya melembut berharap Holly tenang.

"Ya itu elo, gue gak bisa." Holly balik badan dia gampar pipi kanan Yuna.

"Nyokap gue udah mati 15 tahun yang lalu, dan mulut sampah lo gak berhak ngomong gak baik soal nyokap gue." Setelah itu Holly pergi, dan di susul Zio.

Holly lari ke perpustakaan, cuma perpusatkaan yang sepi. Biasanya Holly kalau pengen sendiri suka diem di perpustakaan paling ujung.

"Eh Holly...." Sapa mbak Nur penjaga perpustakaan tapi kali ini Holly gak hiraukan.

Ada Zio yang balas nyapa gantiin Holly, "Holly kenapa?"

"Gakpapa mbak," Zio senyum manis terus nyusul Holly.

Di sana di ujung terhalang rak buku, Holly menelungkupkan kepalanya di meja.

Zio tahu Holly nangis, badannya bergetar.

Zio duduk di samping Holly, gak ada niat juga buat nenangin. Biar Holly puasin dulu nangisnya.

Holly udah tenang dia bangun kaget ada Zio di sampingnya.

"Udah?" Tanya Zio,

"Gue gak bawa tissu Ly, pake dasi gue aja nih." Kata Zio, dia buka dasinya buat ngelap sisa airmata Holly.

"Gak jelas." Kata Holly malah buang muka, di tarik sama Zio. Di paksa, dia elap pelan sisa airmata Holly.

"Gue baru liat lo nangis, pas Papa sakit lo gak nangis." Kata Zio

Hope and Pain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang