33

450 79 3
                                    

Sorry kalau nemu typo















Zio duduk menatap kosong kertas di depan dia, begitu juga Mama. Mereka sama-sama diam, Mama mau nangispun udah rasanya capek.

Tapi kalau boleh jujur, setiap malam Mama nangis kalau ingat Papa, kebersamaan mereka dulu harus segera berakhir.

Zio menarik nafas dalam, dia nengok ke mama yang masih menatap kertas di meja dengan tatapan kosong.

Zio tahu kok mamanya ini gak sekuat yang terlihat, "Besok Jio temanin ya ma." Kata Zio, dia harus berusaha sebisa mungkin buat orangtuanya gak jadi pisah.

Dia bakal mohon ke papa sama Hakim untuk mediasi, dia mau ikut jelasin kalau gak ada kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan ekonomi masih terpenuhi pokoknya gak ada alasan untuk orangtuanya harus pisah.

Mama Sonia nganguk, dia natap Zio terus senyum. "Ajak Holly kesini dong, Mama kangen." Kata Mama.

Zio nganguk, dia raih tangan Mama. "Jangan nangis," Mama Sonia senyum.

"Iyaa makanya bawa Holly kesini dong mau Mama ajak masak-masak."

"Ya Tuhan," Zio ketawa, dia ngebayangin Holly di dapur, udah kebayang bakal sekacau apa dapur.

Selama kenal Holly mana pernah dia cerita soal masak apalah teman-temannya, yang di pastikan ini anak emang gak pernah nyentuh dapur.

"Kalau mama mau lihat dapur mama kacau yaa ajak masak-masak aja anaknya." Kata Zio, Mama jadi ketawa.














Harusnya hari ini Zio main sama Holly tapi si bocilnya sibuk, besok katanya ada ulangam gitu sama dia ngeluh kalau banyak tugas.

Zio cuma ketawa, yaudah jadi dia sibukin diri main game.

Kalau gak berusaha menyibukkan diri dia keinget Papa terus, besok sidang pertama perceraian mereka.

Makanya sebisa mungkin Zio nih menyibukkam diri, Mama dari beres ngobrol sama Zio masuk kamar belum keluar juga.

Udah ketebak mama nangis terus tidur.

Ada telfon masuk dari Arjuna,

"APA?"

"Eh anjing galak amat! Buka nih gerbang bobrok lo, gue di luar." Kata Arjuna, malah ngatain.

Gak di jawab sama Zio, dia keluar buka pintu bener ada Arjuna yang masih pake helm di luar pager.

"Kata lo bobrok nape gak lo tendang aja, masuk kan jadinya." Kata Zio, dia bukain gerbang.

"Ya gue bisa masuk, tapi kantong gue kering lo pasti minta ganti rugi." Kata Arjuna gak mau kalah.

"Ya jelas, itu strategi gue biar gerbang rumah ganti baru." Kata Zio

"Si anjing."

"Kenapa lo ke sini? Gak ngapel?" Tanya Zio, udah duduk di teras duluan nunggu Arjuna markir motor.

"Baru pulang njing dari rumah Shasa."

"Pantes bau...."

Belum selesai Zio ngomong Arjuna udah misuh duluan. "ANJING MULUT LO, Punya Shasa wangi asuuu."

"Masa? Gue coba deh kalau gitu." Bener bener mukut Zio nih kalau gak ada Holly sampah banget.

Arjuna udah ancang-ancang mau lempar helm tapi gak jadi, helmnya mahal mana tega dia.

"Bacot!" Akhirnya..

Arjuna datang gak tangan kosong selalu bawa makanan kali ini martabak, di mana jual martabak di siang bolong kayak gini ???

Hope and Pain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang