10

611 117 8
                                    

(Sorry yaa kalau nemu typo)
Jangan lupa untuk tinggalin jejak yaa,


















"Ha gimana?" Tanya Sheisa dia sama sekali gak ngerti apa yang dimaksud Prima, mereka lagi duduk di tribun, nontonin cowok-cowok futsal. Ada Zio sama Arjuna makanya Sheisa ke sini.

"Iyaa ,sorry gue pernah confess sama Ajun." Kata Prima, Gadis baru dateng. Suasananya gak enak dengan Prima yang masih senyum ke Gadis nyoba terlihat gakpapa. Dengan Sheisa yang masih bingung tapi kelihatan marah.

"Lo confess ke Ajun? Kapan?" Tanya Sheisa, karna dia ngira sebelum Arjuna sama dia.

"Pas libur semester, 2 bulan yang lalu." Kata Prima, Gadis yang gak tahu apa-apa duduk pelan dan nyoba nyerna kalimat Prima barusan.

"Ajun sudah sama gue?" Tanya Sheisa.

Prima nganguk, "Kan sebulan lalu, lo sama Ajun udah jalan setahun Sha."

"Dan lo confess Prim?" Tanya Sheisa, Prima nganguk.

"Lo sesuka itu sama Ajun sama berani confess di saat Ajun masih sama gue?" Kelihatan banget kalau Sheisa mau nangis sama marah jadi satu.

"Sorry, gue cuma confess aja. Gue mau lega aja kok Sha. Ajun juga gak respon apa-apa." Kata Prima,

Sheisa garuk kepalanya yang gak gatal, dia stresss ini. "Gini-gini, kenapa gak dari dulu lo confessnya, lo sama Ajun dulu sekelas kan? Kenapa baru sekarang?"

"Terus gue harus gimana sekarang sama lo Prim?" Tanya Sheisa.

Gadis elus lengan Sheisa, dia tahu Sheisa ini emang galak tapi dia baik banget kalau udah akrab, apalagi mereka bertiga udah dari kelas 10 bareng. Walaupun kelas 11 Sheisa sama Gadis gak sekelas sama Prima

"Gue baru sadar kalau gue suka sama Ajun pas mulai naik kelas 3, pas dia sering ikut kita hangout." Sheisa dengar itu mejamin matanya,

Tarik nafas dalam "Gue harus gimana sekarang?" Tanya Sheisa.

"Lo gak harus gimana-gimana, gue salah kok. Gue tahu."

Gadis juga baru tahu kalau Prima confess ke Arjuna.

Zio datang sama Arjuna, futsal udah beres. Tapi kenapa ciwi-ciwi ini pada diam semua,

"Kenapa nih? Kok tumben mengheningkan cipta?" Tanya Zio, di pelototin sama Gadis.

"Arjuna, ada yang mau kamu omongin sama aku gak?" Tanya Sheisa ke Arjuna yang gak tahu apa-apa masih ngelap keringat.

"Arjuna?" Tanya Arjuna, semenjak pacaran Sheisa gak pernah manggil Arjuna tuh Arjuna biasanya Ajun, sayang, ayang gitu.

"Ada yang mau kamu omongin gak?" Tanya Sheisa.

"Apa Shasa? Gak ada kok." Arjuna raih tangan Sheisa, pacarnya ini marah dia tahu.

"Kamu kenapa?"

"Prima confess ke kamu kenapa kamu gak bilang aku?" JEDEEERRRR.....

Yang serangan jantung bukan cuma Arjuna tapi Zio juga.

"Prim? Lo kasih tahu Shasa?" Tanya Zio, Prima nganguk.

"Ji lo juga tahu?" Waduuuhhh..

Gadis tepok jidatnya,, "Kenapa gak bilang?"

"Kenapa aku harus bilang? Aku gak balas kok perasaan Prima, kalau aku bilang kamu bakal marah kan?" Tanya Arjuna,

"Tapi kamu gak bilang bikin aku makin marah Jun." Sheisa sampai berdiri, Prima juga.

"Udah guys udaahh,, gue yang salah di sini. Gue."

"Yaa lo gak salah Prim, waktunya aja yang salah." Sahut Zio

Hope and Pain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang