"Jika kedatangan kau hanya untuk main-main, kenapa memilih manusia lemah sepertiku, Tsani?"
Ayyana Dzakiya Almahyra, darinya kita tahu bahwa kemuliaan seorang wanita tidak terletak pada seberapa banyak pria yang tertarik padanya, melainkan pada sebe...
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Benar katanya 'jodoh adalah gambaran diri', selain jodoh adalah gambaran diri, kita pun akan diwafatkan sesuai dengan kebiasaan diri.
Intinya jangan pernah menyesal bertemu dan mengenal dengan seseorang di dalam hidupmu, bahkan seburuk-buruk manusia akan memberikanmu pelajaran berharga.
Itu alasannya dia menjauh dari Ayya, karena Ayya sama sekali tidak seperti gambaran dirinya.
Dia... Seorang Hafizh Qur'an, sedangkan Ayyana bukan.
Dia juga anak dari seorang Ustadz yang di segani di lingkungannya.
Dan dia santri, sedangkan Ayyana bukan.
Ayyana adalah hanya wanita biasa yang ingin berubah menjadi lebih baik tanpa menyentuh bangku pesantren.
Tapi tidak apa-apa, itu bukanlah satu-satunya alasan untuk Ayyana menjadi berkecil hati dengan kekurangannya itu, juga tidak menjadikan Ayyana sombong dengan kelebihan yang ia punya, karena semua itu hanyalah titipan dari Allah.
Tidak apa jika kita harus menangis sedikit atau bahkan banyak, karena sebagian pelajaran hanya bisa dipelajari dengan rasa sakit.
HEI!!! Ayolah, ini sudah bertahun tahun dan Ayyana masih memikirkan lelaki itu?
HEI!! Apalagi ini??? AYYANA SUDAH DI BANDUNG!!!
"AY, AYYANA DZAKIYA ALMAHYRA!!!" teriak sahabatnya sambil menggoyang-goyangkan tubuh Ayya.
Sahabat yang menelepon Ayya pada saat itu.
"Apa sih Suci? Gak perlu gini juga kali," jawab Ayya malas karena teriakannya itu yang pas sekali di telinganya, jujur saja, Ayyana ini adalah tipikal orang yang tidak suka orang yang berteriak. Berisik menurutnya.
"Apanya yang gak perlu, daritadi dipanggilin gak dengar-dengar." Kali ini sahabatnya yang bernama Suci itu yang malas menanggapi Ayya.
"Hah daritadi?! Bohong."
"Iya daritadi, mikirin apa coba, jangan mikirin yang 4 tahun lalu itu ya?" ucapnya lalu menoyor kepala Ayyana.