35. Akhir

406 41 40
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Refa, 'kan?"

Ayyana melangkahkan kakinya semakin dekat ke arah Refa, Abi Hasan yang menyaksikan itu, langsung bertindak tegas.

"Ayyana jangan mendekat! Dia orang yang berbahaya."

Diam. Ayyana menurut.

Sementara itu, Umi Sanah juga bingung dengan situasi yang sedang terjadi. Mengapa Refa yang merupakan teman dekat Tsani, bisa melakukan hal sekejam itu kepada keluarganya?

Suasana semakin tegang. Refa tersenyum miring, menatap Ayyana dengan tatapan yang susah diartikan, sebelum akhirnya memalingkan pandangannya ke arah Abi Hasan.

"Paman Hasan, istri Tsani juga cantik, kok. Boleh buat gantiin si Berliana,"

"Jangan harap! Kamu tidak akan mendapatkan keduanya."

Ayyana mulai memahami situasi. Abi Hasan berperilaku kasar padanya dengan maksud untuk melindunginya dari Refa. Sengaja membuat Ayyana merasa tidak nyaman, berharap Ayyana akan pulang, namun yang terjadi justru malah sebaliknya.

"Aku tahu, kok. Yana gak ada di sini, 'kan? Sengaja, ya, sembunyiin dia dari aku?"

"Refa, duduk dulu, Nak. Biar Bibi bikinin air dulu."

Abi Hasan mengernyitkan dahinya mendengar penuturan dari Umi Sanah.

"Begitu Paman, masa iya cara memuliakan tamu harus belajar dari istrinya? Yang sebenarnya Ustaz ini siapa?" sarkas Refa.

Refa duduk, kemudian Ayyana dan Umi Sanah menuju ke dapur.

"Abi, tolong diladenin dulu tamunya." ucap Umi Sanah.

Sesampainya di dapur, Umi Sanah membuat teh hangat dan sedikit cemilan untuk Refa.

Ayyana hanya menonton, banyak sekali pertanyaan di kepalanya. Ayyana hendak bertanya kepada Umi Sanah, siapa tahu Umi Sanah sedikit memiliki informasi.

"Umi...

Sebelum Ayyana menyelesaikan kalimatnya, Umi Sanah memberikan isyarat untuk diam, meletakkan jari telunjuknya di bibir.

Hehe & Bro [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang