بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.
"Ya ingat, dong! Kejadian satu tahun yang lalu aja masih aku ingat banget, yang itu, lho. Yang kau memberikan harapan, tapi posisinya udah dapat jawaban 'iya' dari orang yang kau lamar, masih ingat banget tahu!" ucap Ayyana membalas perkataan Tsani.
Seketika semuanya seperti terulang kembali, keduanya terdiam, mengingat masa lalu itu. Pada khirnya, Ayyana meneteskan air matanya lagi, tetapi cepat dia hapus karena gengsinya terlewat batas.
Iya begitulah kenyataannya. Ketika kita mengingat manusia, maka ia akan menjadi penyakit : penyakit hati, penyakit mental, penyakit jiwa. Sudah hampir Ayyana rasakan, hampir gila dia memikirkan Tsani.
Maka memang yang paling benar adalah banyak-banyak mengingat Allah, maka Dia akan menjadi obat dari setiap penyakit yang kita rasakan.
Mendengar jawaban Ayyana dan mengingat kejadian setahun yang lalu. Tsani tersenyum bangga, melihat wajah Ayyana yang sudah muram akan kedatangannya.
"Ya Allah, wanita yang kuhadapi sekarang ini adalah perempuan yang memang benar-benar paham tentang harga dirinya."
"Sudah lah, aku sudah tahu akhirnya akan seperti apa. Dan aku tidak mau, ya, nambah-nambahin sakit. Karena aku tahu, kau akan pergi lagi—Pergilah, aku tak akan mengejar, aku berhenti cukup sampai disini saja."
"Hei, kenapa kau tidak percaya denganku? Cukuplah Allah sebagai saksi, bahwa aku mencintai salah satu hamba-Nya yang bernama Ayyana Dzakiya Almahyra."
Ayyana memalingkan wajahnya ke arah Yana, adiknya Tsani.
"Abang kamu tuh tidak cukup satu atau bagaimana, sih, Yana? Capek tahu jadi korbannya," ucap Ayyana sudah malas menanggapi Tsani.
"Namanya juga laki-laki, Kak." respon Yana sukses menyalakan kobaran api di tengah-tengah perdebatan sengit ini, perdebatan makin memanas.
"Dek, bela Aa', dong," ucap Tsani putus asa.
Dua wanita lawan satu lelaki, yakin bisa menang?
"Aku sudah menghindari kau mati-matian. Jadi tolong apapun alasan kau, jangan pernah ganggu aku lagi. Aku sudah hampir gila memaksa diriku untuk menjauhimu, jadi mohon kerjasamanya, ya?" ucap Ayyana melunak, tidak berbicara dengan emosinya lagi.
"Ayya, jika kau ingat apa yang aku katakan setahun yang lalu. Bahwa jika aku dapat mengambil buku itu, maka itu adalah berita gembira buatmu, tentu saja aku juga gembira karena masih diberi kesempatan sama Allah datang langsung ke rumahmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hehe & Bro [Lengkap]
Ficción GeneralHiburan dapat ☑️ In Syaa Allah ilmu juga dapat ☑️ "Jika kedatangan kau hanya untuk main-main, kenapa memilih manusia lemah sepertiku, Tsani?" Ayyana Dzakiya Almahyra, darinya kita tahu bahwa kemuliaan seorang wanita tidak terletak pada seberapa bany...