"Jika kedatangan kau hanya untuk main-main, kenapa memilih manusia lemah sepertiku, Tsani?"
Ayyana Dzakiya Almahyra, darinya kita tahu bahwa kemuliaan seorang wanita tidak terletak pada seberapa banyak pria yang tertarik padanya, melainkan pada sebe...
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Uminya ada di dalam, sama Aska, Kak Rika juga, langsung masuk saja." ucap Ayya tanpa basa-basi tanpa melihat lawan bicaranya.
Karena Ayya tahu, pemilik suara yang memanggil uminya tadi adalah anak laki-lakinya beliau sendiri, Tsani.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh."
Setelah mengatakan itu, Tsani masuk yang kemudian disusul oleh Ayyana dari belakang.
Setelah sampai di ruang tamu, seperti biasa, Ayya mempersilahkan Tsani duduk kemudian menyiapkan air.
"Duduk dulu, saya mau ambil air dulu," ucap Ayya.
"Saya cuma sebentar, cuma mau jemput mereka aja, jangan repot-repot."
"Ya sudah kalau tidak mau." ucap Ayya langsung duduk di kursi yang kosong.
"Paksa sedikit lah." ucap Tsani yang melihat respon dari Ayya yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
Tsani berharap, Ayya akan bilang 'gak ngerepotin sama sekali kok, walaupun cuma sebentar, tamu harus dihormati kan?'
Tapi nyatanya?
Jika tidak ada keluarganya, Ayya akan menolak untuk mengambilkan air untuk Tsani, ucapannya bilang tidak mau, tapi nyatanya mau. Bikin Ayya serba salah saja.
"Saya ambilin, jangan kegedean gengsi lain kali!"
Setelah mengatakan itu, Ayya ke dapur mengambilkan air untuk Tsani, cemilan yang tadi dia bawa, masih ada, jadi tidak perlu ditambah.
Selama Ayya di dapur, Tsani dan keluarganya mengobrol.
"Umi heran deh, kenapa Ayya sama umi, sama Teh Rika, juga sama Aska baik-baik saja tuh. Tapi sama kamu judesnya minta ampun Tsan." ucap uminya keheranan.
Entahlah, Ayyana jadi terlihat apa sekarang di pandangan keluarga ini, tidak sopan kepada tamu kah, cara bicaranya yang kasar kah, atau ada hal yang lainnya.
"Tapi kan Umi, perempuan memang harus begitu sama laki-laki, makin dia judes, makin dia terjaga. Apalagi laki-laki nya modelan kaya Tsani begini," jawab Rika membela Ayya yang sekarang tengah berada di dapur.
"Memangnya aku kenapa Teh?" tanya Tsani.
"Nyebelin!"
"Bener tuh, Teh." Aska menimpali, satu suara dengan Rika.