بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.
"Kau wanita biasa? Maka kusantriwatikan kau dengan ilmu yang aku punya. Bagaimana, hm?"
Hayo, siapa yang tidak melunak jika sudah seperti itu ajakannya? Termasuk Ayyana, Ayya benar-benar tergiur dengan tawaran itu, selain mendapatkan ilmu secara mudah dan percuma, dia juga akan mendapatkan guru sekaligus suami dengan ilmu agama yang luar biasa.
Ayyana hendak menerima tawaran itu, tetapi entah apa yang sudah Allah rencanakan, Ibu Ayya memotong kalimat 'iya' keluar dari mulut Ayyana.
"Maaf, nih, Ibu ganggu. Tapi dari tadi ibu sudah masak, lho. Ayo makan dulu. Nak Tsani, maaf ya, Ibu potong." ucapnya.
Ayyana berpikir sejenak, sebelumnya ketika dia hampir saja menerima lamaran Akbar, adiknya tidak bersedia, untuk mendukung pendapat Abi, Tsani dan Yana datang di waktu yang tepat, membuat Ayyana tidak mau menerima lamaran dari Akbar lagi, dia mengikuti saran dari adiknya.
"Tidak apa, Bu. Ditunggu ya, Bu? Nanti kami menyusul." jawab Tsani dengan senyumnya.
Kemudian Ibu Ayyana menuju ke dapur lagi.
"Jadi bagaimana, Ay?" tanya Tsani masih menunggu jawaban dari Ayya.
"Hampir saja aku menerimanya dengan mudah begitu saja. Sebab kau datang terlalu ramah, sampai aku terburu-buru memberi kau tempat. Padahal sebenarnya kau hanya singgah—Tapi tak apa, bukan kau yang salah. Tapi aku yang terlalu perasa."
Ayyana menyusul ibunya ke dapur, meninggalkan Tsani dan adiknya berdua.
"Aa' jangan gitu mukanya, Yana jadi bingung mau kasihan atau senang, soalnya laki-laki seperti Aa' memang harus perlu diajarkan pelajaran tentang perjuangan dan pengorbanan."
Setelah mengejek saudaranya, Yana mempercepat langkah kakinya menuju Ayyana yang hendak ke dapur memenuhi panggilan dari ibunya.
Tsani merenung sebentar, memikirkan perkataan Ayyana dan adiknya, rupanya tidak semudah itu mendapatkan seorang Ayyana, dia harus berjuang lebih keras lagi, jika perlu hingga titik darah penghabisan, maaf ini terlalu berlebihan bahasanya.
"Ya Allah, jika memang ini keputusan yang benar, maka hamba mohon permudahkan. Tolong jangan pernah tinggalkan hamba disaat hamba salah. Hamba hanya memiliki Engkau Ya Rabb, jika Engkau berpaling, lalu kepada siapa si pendosa ini akan meminta ampun? Jika Engkau kehilangan hamba sepertiku mungkin tidak masalah, tetapi jika hamba kehilangan Tuhan seperti-Mu, maka hamba selesai. Sungguh semuanya akan baik-baik saja selagi bukan Engkau yang meninggalkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hehe & Bro [Lengkap]
Fiksi UmumHiburan dapat ☑️ In Syaa Allah ilmu juga dapat ☑️ "Jika kedatangan kau hanya untuk main-main, kenapa memilih manusia lemah sepertiku, Tsani?" Ayyana Dzakiya Almahyra, darinya kita tahu bahwa kemuliaan seorang wanita tidak terletak pada seberapa bany...