27. Askana

343 96 15
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.

Setelah melewati perjalanan panjang selama lebih dari 7 jam dari Bandar Udara Internasional Supadio (bandara utama Kota Pontianak) dan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (bandara utama Kota Bandung), akhirnya Ayyana, Tsani, dan Yana ti...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah melewati perjalanan panjang selama lebih dari 7 jam dari Bandar Udara Internasional Supadio (bandara utama Kota Pontianak) dan Bandar Udara Internasional Husein Sastranegara (bandara utama Kota Bandung), akhirnya Ayyana, Tsani, dan Yana tiba di rumah mereka dengan perasaan tidak sabar untuk bertemu dengan keluarga mereka.

Bagi Ayyana, ini adalah kedatangan yang spesial karena dia kembali ke Bandung sebagai istri Tsani, dan juga sebagai anggota keluarga baru di rumah tersebut.

"Ingat tidak, dulu aku ke sini sudah seperti orang yang tersesat?" tanya Ayya kepada Tsani, mereka sedang menunggu orang di dalam membuka pintu.

Ayyana teringat pertemuan pertamanya dengan Tsani di Bandung, yang awalnya tidak menyenangkan, kemudian dia tidak sengaja bertemu dengan kakak Tsani, Rika. Namun, nasib mempertemukan mereka lagi dan mengungkapkan bahwa mereka dulu adalah teman yang akrab selama dua tahun melalui sosial media, bahkan sampai Ayyana memiliki perasaan lebih terhadap Tsani. Walaupun begitu, Tsani sendiri tidak merasakan hal yang sama, karena dia telah mencintai orang lain.

"Ingat banget dong, apalagi aku yang sinis sama kamu. Maaf, ya? Kalau aku tahu kamu jodoh aku, detik itu juga aku nikahin kamu." respon Tsani.

"Bucin terus!" ujar Yana, yang dari tadi mendengarkan percakapan antara Tsani dan Ayyana.

Namun, kini Ayyana datang kembali ke Bandung dengan tujuan yang jelas, yaitu untuk menetap dan tinggal di rumah tersebut sebagai istri Tsani, dan menjadi bagian dari keluarga barunya di rumah tersebut.

Bahkan perjalanan cerita mereka yang panjang dan rumit itu, bisa Allah selesaikan dengan rencana terbaik-Nya. Jika sudah begini, apakah kita masih mau ragu terhadap Allah atas jalan hidup kita?

Sudah menunggu cukup lama, pintu tidak dibuka, kenapa lama? Tentu saja karena orang di rumah tersebut tidak dikabari, bahwa mereka pulang hari itu juga. Katanya biar surprise.

Tsani mengetuk pintunya lagi. "Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Abi Hasan, Umi Sanah, Askana, kami pulang!"

"Tsani bawa menantu lho,"

"Aska, aa' bawa Kak Ayya kamu lho." celoteh Tsani tidak jelas, Ayya dan Yana yang melihat dan mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Terdengar suara langkah kaki, tanda-tanda ada seseorang yang akan keluar, dan membukakan pintu untuk mereka.

Hehe & Bro [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang