15. Pulang

630 235 254
                                        

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.

"Lamaran ini merupakan bukti dari keinginan kuatmu dalam menjadikan saya sebagai seorang istri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lamaran ini merupakan bukti dari keinginan kuatmu dalam menjadikan saya sebagai seorang istri. Terima kasih telah memantapkan hati untuk melamar saya. Atas restu dari Allah, In Syaa Allah didepan kedua orang tua kita, dengan segala pertimbangan, lamaran ini saya terima dengan sepenuh hati menjadikan kamu, Tsani Aqabah Hasnain, sebagai teman hidup saya, Amanda Kamilah."

Hari sudah malam, jarum jam sudah menunjukkan pada angka 9, dimana biasanya orang-orang sudah merebahkan kepalanya di bantal dan memejamkan matanya, istirahat.

Tsani, dengan perasaan bahagia yang tidak bisa diutarakan, sudah berada di depan pintu rumah Suci, hendak menjemput adiknya yang seharian di rumah itu.

Tok... Tok... Tok...

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," ucapnya setelah mengetuk pintu.

Tidak ada sahutan ataupun pintu yang dibuka, akhirnya Tsani memutuskan menunggu sambil mengingat apa yang membuat ia tersenyum sepanjang hari.

Setelah berpamitan dari rumah Suci, ia dan keluarganya langsung bergegas menuju ke rumah wanita yang akan dia lamar dengan perasaan yang tidak karuan, deg-degan.

Setelah keluar dengan keputusan yang menggembirakan, sejak saat itu, senyum di wajahnya tidak berhenti, isi kepalanya hanya satu kalimat tadi, yang lain hanya kalimat tidak penting, tidak ada perasaan sedih dalam menghadiri acara pernikahan seseorang yang dulu dia sangat cintai, teman seangkatannya.

Kemudian, tidak kalah senangnya, ia menyebarkan berita bahagia itu kepada adik-adiknya yang sudah menunggu jengukan dari keluarganya.

Setelah semua rencana yang hendak satu keluarga itu lakukan, akhirnya mereka pulang, Rika berserta suami dan anak juga pulang setelah mengantarkan kedua orangtuanya dan Tsani kerumah, kemudian Tsani menjemput Aska dengan sepeda motornya.

Atas perintah dari uminya, tidak ada kalimat penolakan, juga dengan atas perasaan yang bahagia, rasa lelah setelah 6 jam perjalanan, diganti dengan rasa semangat untuk menjemput adiknya.

Lama menunggu, Tsani mengetuk pintu dan mengucapkan salam lagi, berulang kali, hingga ketukan dan salam yang kelima, pintu terbuka.

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh." jawab Aska dengan wajah ngantuknya, baru bangun tidur.

"Yuk pulang," ajak Tsani dengan senyum lebarnya.

"Sebentar A', Kak Ayya belum keluar dari kamarnya, Aska mau izin dulu."

Hehe & Bro [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang