31. Mulai Luluh?

285 77 7
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seriusan Ay, sudah mau 6 juz?" tanya Tsani masih tidak percaya.

Seperti permintaan Umi Sanah, Ayyana akan muroja'ah dengan suaminya, Tsani. Sekarang, keduanya sedang berada di dalam kamar mereka.

Tsani yang kebetulan baru pulang dari masjid setelah sholat Subuh, langsung meladeni Ayyana yang selalu bersemangat untuk muroja'ah hafalannya.

Kebetulan Tsani seorang Hafizh Qur'an dengan hafalan 30 juz.

"Maaf, ya? Masih sedikit. Aku bisanya baru segitu," jawab Ayyana sedih, menunduk, tidak berani menatap mata Tsani.

Tsani yang melihat itu merasa jahat sekali, lalu ia mendongakkan kepala Ayyana dengan memegang dagunya.

"Eh bukan itu maksudnya, kamu justru malah hebat, walaupun tidak berada di lingkungan pesantren, kamu bisa istiqomah dalam hafalan kamu—

"Jadi ingat dulu pas kita masih teman, kamu masih hafal Juz Amma, itu saja sudah bisa bikin aku kagum lho sama kamu."

"Niat mau muroja'ah berujung digombal." sindir Ayyana.

Tsani tersenyum penuh kemenangan. "Bilang saja kalau baper, Ay. Jangan pakai acara sindir-sindiran begitu—Ya sudah, surah terakhir yang kamu hafalin apa? Sampai ayat berapa?"

"An-Nisa', baru sampai ayat 5."

"Langsung mulai dari ta'awudz...

"أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ...بسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Ayyana mengulang hafalannya, dimulai dari An-Nisa' ayat 1, hingga setelah selesai ayat ke-2. Ayyana berhenti, Tsani yang serius mendengarnya, juga heran, kenapa Ayyana berhenti.

"Kenapa, Ay? Lupa? Mau aku bantu bacaan pertamanya?" tanya Tsani beruntun.

Ayyana masih diam.

Tsani coba berpikir, ada apa dengan Ayyana, lalu dia akhirnya mengerti.

Istrinya itu, sedang takut, takut jika diduakan, ditigakan, atau bahkan diempatkan.

"Lanjut Ay, kamu jangan takut begitu, aku ngerti, kok. Tenang saja, kamu tetap menjadi istri PERTAMA dan TERAKHIR aku. Asal kamu tahu, tidak ada yang setara denganmu." Sengaja, Tsani menekan kata pertama dan terakhir, karena memang itu lah yang dikhawatirkan dari tadi oleh Ayyana.

Hehe & Bro [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang