Epilog

624 42 18
                                        

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.

Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abi..." Rengekan anak kecil berusia 2 tahun itu terdengar semakin nyaring pertanda bahwa dia semakin dekat dengan sosok yang dipanggilnya itu.

Setelah sampai, anak kecil itu mengadukan hal yang menurutnya sangat penting untuk dibahas bersama abinya.

"Abi, Umma masukin aja ke nelaka," pintanya.

"Astagfirullah. Kok gitu? Zayn gak sayang sama Umma?" Orang yang dipanggil Abi itu merespon.

"Habisnya, Umma gak sholat-sholat, sih."

Tsani terkekeh dengan anak pertamanya itu, padahal baru berusia 2 tahun, bicaranya sudah sangat lancar.

"Apa? Zayn mau Umma masuk neraka?" Ayyana yang kebetulan habis memasak mendengar percakapan itu.

Pisau di tangannya yang diangkat menambah kesan menyeramkan pada dirinya. Padahal niat Ayyana ingin mengajak anak dan suaminya makan bersama, namun sepertinya akan tertunda.

Zayn langsung terdiam seribu bahasa. Tsani yang mengerti situasi ini, berbisik kepada anaknya, bisikan itu sangat kecil hingga Ayyana tidak bisa mendengarnya dari ujung pintu. "Zayn Kabur, ya? Singanya udah selesai masak, nanti bukan masakannya yang dimakan, tapi Zayn yang dimakan."

Zayn menuruti ucapan Tsani, dia langsung meninggalkan kamarnya, iya. Kamar ini sekarang ditempati oleh Ayyana, Tsani, dan Zayn. Anak pertama mereka.

Zayn keluar dari kamar, ketika sampai di depan pintu dan berdiri sejajar dengan Ayyana, ummanya. Tsani berteriak dari tempat duduknya, "Kabur, Nak!"

Zayn semakin panik ketika mendapatkan perintah untuk kabur, apalagi melihat Ayyana dengan tatapan ngerinya. Zayn memutuskan untuk kabur dengan sekuat tenaganya.

"ZAYN HASNAIN! Memang kamu ngeselin banget, ya! Benar-benar duplikat abimu!

***

Cat calling adalah perilaku di mana seseorang, biasanya pria, membuat komentar seksual yang tidak diinginkan atau merendahkan terhadap seseorang, biasanya seorang perempuan, di tempat umum atau kepada seseorang yang lewat di jalan yang dapat membuat orang yang menjadi sasaran merasa tidak aman atau tidak nyaman.

Berliana hendak pulang ke rumah, keinginannya akan nasi goreng dari tempat favoritnya begitu besar sehingga tidak ada yang bisa menghalangi keinginannya.

Abi Hasan, ayahnya. Dan Tsani, kakak laki-lakinya, sudah dengan tegas melarang, namun ego Berliana tampaknya mengalahkan segalanya.

Hehe & Bro [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang