بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اللهُمَّ صَلَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.
Hari demi hari Ayyana lewati, dirinya sudah ikhlas akan semua yang terjadi dalam kehidupannya, entah apa yang sudah direncanakan oleh Tuhan kepadanya, tetapi Ayyana yakin, bahwa Tuhannya, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Tuhan Yang Maha Esa, memiliki rencana yang terbaik untuknya.
Ayyana sudah banyak merencanakan apa yang akan dia lakukan, apa yang dia inginkan, dan dengan siapa dia akan melanjutkan hidupnya, tetapi itu hanyalah rencana dari seorang manusia, sebaik-baiknya perencana adalah tetap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.
Ayyana tersenyum, mensyukuri apa yang telah terjadi dalam kehidupannya, walaupun konsekuensinya harus banyak mengeluarkan air mata, menahan banyak rasa rindu, dan memendam perasaan sendirian, semua ia terima, dirinya telah ikhlas.
"Ayyana," panggil ibunya yang melihat Ayyana tersenyum sendiri.
"Iya, Bu?" Ayyana membuyarkan lamunannya, menoleh kepada ibunya yang sudah sehat itu.
"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?"
"Tidak apa kok, Bu, hanya mensyukuri masih dikasih nikmat ibu yang sehat, dan adik yang selalu memberikan aku ilmu akhirat, itu saja sudah cukup." Ayyana tersenyum.
"Ibu sudah tua, ibu akan pergi menyusul ayah kamu dengan tenang kalau kamu sudah menikah dengan pilihan yang tepat."
"Jangan begitu, Bu, Ibu akan panjang umur, kok." ucap Ayyana khawatir.
"Iya, umur kamu sudah 24 tahun, bukannya Ibu memaksa kamu supaya cepat menikah, tetapi sudah berulang kali kamu menolak lamaran orang yang benar-benar mencintai kamu selama setahun, lagian apa sih kurangnya Akbar buat kamu?"
"Kurang waras, Bu, Ayyana tidak suka."
Ibunya hanya tertawa.
"Ibu, kalau benaran Kakak nikah sama orang yang tepat, tapi harus ninggalin Ibu disini gimana?" tanya Abi yang baru saja bergabung setelah entah pergi darimana, tetapi dia tahu apa topik yang sedang dibicarakan.
"Maksud kamu?" tanya Ayya dan ibunya bersamaan.
"Maksudnya ninggalin Ibu, benar-benar ikut suaminya, gak bisa ketemu lagi sama Ibu, misalnya nih, kakak nikah sama orang jauh, di luar Pontianak, atau di luar Kalimantan gitu."
"Kamu kok sangat tidak jelas sih Abi?" tanya Ayyana mulai risih dengan pertanyaannya, tetapi ibunya tetap menjawab pertanyaan itu.
"Ya tidak apa kalau urusan akhiratnya terjamin, lagian ibu masih punya 8 anak lainnya yang siap merawat Ibu, Alhamdulillah semua anak Ibu gak ada yang tingkahnya seperti Malin Kundang, hidup Ibu sudah terjamin karena sudah melahirkan 9 anak yang tidak durhaka dengan orang tuanya, apalagi Ibu adalah satu-satunya orang tua mereka yang masih hidup."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hehe & Bro [Lengkap]
Ficción GeneralHiburan dapat ☑️ In Syaa Allah ilmu juga dapat ☑️ "Jika kedatangan kau hanya untuk main-main, kenapa memilih manusia lemah sepertiku, Tsani?" Ayyana Dzakiya Almahyra, darinya kita tahu bahwa kemuliaan seorang wanita tidak terletak pada seberapa bany...