"Jika kedatangan kau hanya untuk main-main, kenapa memilih manusia lemah sepertiku, Tsani?"
Ayyana Dzakiya Almahyra, darinya kita tahu bahwa kemuliaan seorang wanita tidak terletak pada seberapa banyak pria yang tertarik padanya, melainkan pada sebe...
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Ali Sayyidina Muhammad.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang ini, sebelum panasnya mentari meredup oleh awan-awan hitam yang mulai terlihat di langit, Aska pulang dari sekolah dengan langkah tergesa-gesa, matanya gelisah memandangi langit yang mulai menggelap.
Dengan napas tersengal-sengal, Aska berusaha menambah kecepatan langkahnya. Dia berharap agar bisa sampai di rumah sebelum hujan mengguyur, menghindari basah kuyupnya jalanan yang licin.
"Alhamdulillah, untung Aska gak kehujanan." Aska bermonolog di depan pintu rumahnya yang terkunci sambil melihat ke arah jalanan yang mulai basah.
Ayyana yang kebetulan berada di dekat pintu, langsung bergegas membukakan pintu untuk Aska.
"Eh, Aska udah pulang. Masuk, yuk!" ajaknya.
Setelah Aska masuk, Ayyana melihat ke arah jalanan, hujan sudah membasahi jalanan, dan di balik setiap tetes hujan yang jatuh, tersemat harapan bahwa setelah badai reda, akan ada pelangi yang menyambutnya.
Ayyana berharap, dia segera mendapatkan restu ayah mertuanya secara utuh, dan menerima dia sebagai menantunya di rumah ini.
Ayyana masuk, fokusnya sekarang berada pada Aska. "Aska memang jalan kaki ya pergi sama pulang sekolah?"
"Iya, gak jauh kok, Kak. Abi sama Umi juga maksa mau nganterin Aska, tapi Aska gak mau, lebih seru jalan kaki sama temen-temen."
"Ya udah, Aska ganti baju dulu, sebentar lagi udah mau masuk Dzuhur."
Aska mengangguk, kemudian berjalan menuju kamarnya, dan meninggalkan Ayyana sendirian di ruang tengah rumah tersebut.
Ayyana melamun, tanpa disadari, Abi Hasan sudah berdiri di dekatnya. "Siap-siap sholat Dzuhur, Abi yang imam."
Mulut Ayyana terbuka lebar, walaupun kecil, satu kata sudah keluar dari mulutnya, "Wah!" Sambil menatap takjub Abi Hasan di depannya.
Ayyana melamun, mencerna ucapan Abi Hasan barusan, apa katanya? Beliau sendiri yang menyebut 'Abi' di depan Ayyana? Apa Abi Hasan sudah menganggap bahwa beliau adalah ayah mertuanya Ayyana?
"Hei!" Seketika Ayyana tersadar dari lamunannya, Abi Hasan menunggu Ayyana bersiap-siap dari tadi.