14

293 30 16
                                    

Jeongyeon telah menyelesaikan pekerjaannya lalu dia bersiap siap untuk pulang saat sampai depan pintu perusahaannya dia melihat ada mobil yang terparkir didepan lorong perusahaannya.

Mobil itu akhirnya pergi meninggalkan pemilik mobil, siapa lagi kalau bukan sana. Dengan wajah gembira dia berjalan mendekati jeongyeon.

"Hai jeong" ucap mina berhadapan dengan jeongyeon saat ini.

"Kenapa kau disini sana? dan kenapa sopir mu meninggalkan mu?" ucap jeongyeon. Sana hanya tersenyum menanggapi pertanyaan jeongyeon kemudian dia berpindah disamping jeongyeon dan memeluk lengan jeongyeon.

"Karena aku ingin pulang bersama mu, bolehkan?" ucap sana dengan tatapan berharap.

"Baiklah kalau begitu, kaja" ucap jeongyeon berjalan beriringan menuju parkiran dengan tangan sana tidak terlepas dari tangan jeongyeon.

"Oh iya mina kemana jeong biasanya bersama mu?" tanya sana.

"Mina pulang duluan katanya ada urusan" ucap jeongyeon, tanpa jeongyeon sadari sana tersenyum senang karena bisa berdua dengan jeongyeon.

"Sana ayo masuk" ucap jeongyeon membukakan pintu mobilnya. Dengan senang hati sana masuk kedalam mobil.

"Jeong" ucap sana saat jeongyeon memasang shealbeltnya.

"Hmm" ucap jeongyeon menatap sana.

"Apakah kau mau menemani ku sebentar di sungai han? aku sekarang sedang ingin kesana, sudah lama juga aku tidak kesana, jadi kau mau mengantar ku?" ucap sana cemas menatap jeongyeon takut jeongyeon akan menolak ajakannya.

"Baiklah aku akan menemani mu berkeliling sungai han, aku tau kegiatan mu hanya kerumah dan kekantor semenjak dikorea, dan aku juga sedang luang" ucap jeongyeon tersenyum.

"kajja" ucap jeongyeon bersemangat. Sana tsersenyum senang.

#------&+--------&------#

"Noona hyung kalian tidak pulang ini sudah malam" ucap dahyun melepaskan apronnya lalu menggantungkannya.

"Kau saja duluan hyun aku dan jihyo ada yang harus kami urus" ucap tzuyu menaik turunkan alisnya.
Jihyo mencubit perut tzuyu dengan keras.

"Akhh! " ucap tzuyu kesakitan.

"Pervert!" ucap jihyo, pipinya bersemu merah.

"Heheh" kekeh tzuyu mengelus nekas cubitan jihyo.

"Baiklah aku juga tidak ingin menjadi obat nyamuk disini" ucap dahyun mengambil tasnya.

"Aku pulang duluan hyung" ucap dahyun keluar pergi meninggalkan jihyo dan tzuyu.

"Jadi bagaimana? apa kita akan kerumah anak ini" ucap jihyo menunjukan alamat yang dikira adik jeongyeon.

"Besok saja jika jeongyeon memiliki waktu luang, ku dengar dia sedang sibuk mengurus cabang perusahaannya di jepang" ucap tzuyu menggeser mendekati jihyo.

"Tapi aku heran kenapa marga dia banyak sekali?" tanya jihyo menatap tzuyu.

"Itu juga yang ditanyakan oleh mina dan jeongyeon kemarin" tzuyu merangkul tubuh jihyo dari samping lalu mengelus lengannya.

Huft..

Tzuyu menghembuskan nafasnya.

"Tidak kusangka  menemukan adik jeongyeon bagaikan menemukan jarum di dalam jerami" ucap tzuyu.

"Kita pasti bisa menolong jeongyeon sayang..jadi jangan menyerah oke" ucap jihyo mengelus rahang keras tzuyu dengan lembut.

"Kau memang terbaik sayang..jika tidak ada kamu aku pasti akan menyerah begitu saja" ucap tzuyu mencium pipi jihyo.

"Haha kau baru sadar kalau aku penting di hidup mu" ucap jihyo memainkan dagu tzuyu.

"Tidak, aku sudah sadar sejak kita menjadi kekasih dan aku akan selalu mensyukuri itu " ucap tzuyu mencium cepat pipi jihyo lalu memeluknya erat. Jihyo tertawa melihat kelakuan tzuyu.

Mereka pun menutup kafe lalu berjalan meninggalkan kafenya.
Tzuyu memang sengaja meninggalkan mobilnya dirumah, alasannya ingin mengantarkan jihyo dan berlama lama dengan kekasihnya.

Walaupun itu hal sederhana tapi bagi mereka adalah waktu dimana mereka bisa berdua dan waktu yang romantis untuk mereka.



my brother✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang