"Bagaimana tzu?!" ucap jeongyeon dengan tergesa gesa masuk kedalam ruangan tzuyu mina yang dibelakang jeongyeon hanya menggelengkan kepalanya.
"Duduklah dulu jeong" ucap tzuyu menggiring jeongyeon dan mina untuk duduk.
"Bagaimana?!" ucap jeongyeon setelah duduk dan berhadapan dengan tzuyu sedangkan mina berada disamping jeongyeon.
"Sebentar aku ambilkan mapnya" ucap tzuyu berjalan menuju mejanya dan kembali duduk di depan jeongyeon dan mina.
"Kau bisa mengeceknya jeong..tapi aku sedikit bingung dengan data itu, kenapa sangat sulit mendapatkan foto dirinya sekarang, itu lah yang aku bingungkan karena asisten ku yang mencarinya pun tidak menemukan satu pun fotonya" ucap tzuyu menjelaskan kepada jeongyeon.
Jeongyeon fokus melihat data itu dan muncul sedikit kerutan di dahinya.
"Kenapa jeong" tanya tzuyu.
"Ini...kenapa marga dia ada tiga di data ini" ucap jeongyeon menunjukkannya kepada tzuyu.
"Hemm aku juga kurang paham jeong" ucap tzuyu sambil berpikir.
"Apa menurut kalian dia memiliki marga berbeda seperti ini karena dia sering di adobsi dengan keluarga lain? dan disini menjelaskan hanya satu tempat panti asuhan yang pernah dia tinggali" ucap mina menatap tzuyu dan jeongyeon bergantian.
"Benar juga jeong kata mina" ucap tzuyu melihat jeongyeon.
"Hemm mungkin saja,tapi kita harus ketempat tinggalnya untuk memastikan dan bertanya langsung padanya apakah dia benar adik kandung ku" ucap jeongyeon menatap mina dan tzuyu bergantian.
"Jadi kapan kau akan ketempat tinggalnya?" ucap tzuyu.
"Secepatnya tzu...secepatnya.." ucap jeongyeon dengan wajah sedihnya, mina yang berada disampingnya kemudian mengelus bahu lebarnya dengan lembut lalu jeongyeon melihat mina tersenyum memegang tangan mina di bahunya.
Setelah mereka berbincang dengan tzuyu akhirnya jeongyeon dan mina kembali pulang. Selama diperjalanan jeongyeon hanya diam, dia sedang memikirkan apakah itu benar adiknya atau hanya informasi palsu yang pernah ia dapatkan dulu.
"Jeong..jangan terlalu dipikirkan..kau harus yakin kalau itu adik mu, tapi jika itu bukan adik mu kau harus pantang menyerah untuk mencarinya..." ucap mina menggenggam tangan jeongyeon dengan ibu jarinya mengelus tangannya.
Lampu merah pun menyala membuat mobil jeongyeon berhenti.
"Terimakasih karena kau selalu berada disamping ku mina..."Ucap jeongyeon menatap mina dengan tangan membalas menggenggam erat tangan mina.
"Aku akan selalu berada di samping mu jeong.." ucap mina tersenyum menatap jeongyeon lembut.
"Dan aku juga ingin kita tidak langsung pulang" ucap mina, membuat jeongyeon mengerutkan dahinya.
"Kenapa? ini sudah malam mina dan besok kita harus bekerja lagi" ucap jeongyeon.
"Kau memiliki janji kepada ku ingat! dan aku menagihnya sekarang" ucap mina menunjuk wajah jeongyeon tegas.
"Janji?" ucap jeongyeon bingung.
"Iya janji akan menuruti semua kemauan ku" ucap mina, jeongyeon bingung karena kapan dia menjajikan seperti itu.
"Ck! karena masalah ini jangan bilang kau menjadi cepat lupa jeong! saat kau membujuk ku saat aku marah sekali padamu kau ingat?!" ucao mina kesal dengan tangannya dia lipat di dadanya.
"Ahh! aku ingat hehe maafkan aku oke, jadi kita mau kemana?" ucap jeongyeon telah mengingat janjinya.
"Ck! tidak usah lebih baik kita pulang saja!" ucap mina menatap depan dengan kesal. Jeongyeon yang melihat mina merasa gemas rasanya ingin mencubit pipi mina.
Cup!
"Jangan marah yaa please...." ucap jeongyeon setelah mencium pipi mina dengan wajahnya memelas.
Jantung mina berdetak sangat keras dan dia sangat terkejut dengan ciuman yang di lakukan oleh jeongyeon.
"B baiklah bawa aku ke pantai yang biasa kita kesana" ucap mina masih menatap depan, dia tidak sanggup menatap jeongyeon dengan pipi merahnya.
"Baik nyonya! let's go!" ucap jeongyeon melajukan mobilnya semangat, mina hanya tersenyum lucu melihat kelakuan jeongyeon.
#----------&----------&---------#
"Hahhh lelahnya.." ucap dahyun merebahkan tubuhnya setelah membersihkan tubuhnya.
"Kenapa setelah melihat kaka beradik tadi aku jadi berpikir apakah aku memiliki saudara? ataukah bagaimana rasanya memiliki saudara" pikir dahyun menatap langit langit kamarnya.
Saat perjalanan menuju kerumahnya dahyun melihat kaka beradik sedang asik bermain ayunan di taman bermain kota akhirnya dahyun mampir untuk duduk di taman itu sambil memperhatikkan kaka beradik itu.
Mereka saling berbagi canda dan tawa dan makanan, kakanya sangat perhatian dengan adiknya dan adiknya sangat senang dengan perlakuan kakanya.
Mata dahyun mendadak buram dengan keluarnya air mata dari matanya.
"Andai aku memiliki keluarga pasti aku sangat bahagia memilikinya" pikir dahyun dengan tangan menghapus air matanya yang terus mengalir.
"Ayah ibu....apakah aku bisa bertemu dengan kalian...aku sangat ingin bertemu..." ucap dahyun memeluk bantal gulingnya dengan erat, dia menangis dengan keadaanya tangisan sangat pilu dan rindu dan sangat ingin memiliki keluarga. Dahyun akhirnya terjatuh tidur dengan air mata membekas di pipinya.
Pagi harinya dahyun bangun dengan mata bengkak dan bekas air mata terlihat di pipinya.
Setelah dahyun membersihkan dirinya untuk bekerja, dahyun berdiri menatap kaca di dalam kamar mandinya.
"Semangat dahyun! jangan bersedih semangat!" ucap dahyun menguatkan dan memberi suport untuk dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
my brother✓
Romansajeongyeon adalah anak tunggal dari keluarga yoo yang kaya raya dan memiliki seorang adik yang terpisah dengan dirinya saat dia masih kecil. bagaimanakah usaha jeongyeon untuk bisa menemukan adiknya yang hilang.