"Yoonjinsi gumawo sudah mau memenuhi ajakanku untuk makan malam disini"-Jimin-
"Gwenchanayo pak Jimin"-Yoonjin-
"Panggil saja Jimin, kita sudah berada diluar kantor sekarang"-Jimin-
"Anii, saya tidak terbiasa pak"-Yoonjin-
"Geure terserah kamu. Yoonjinsi Mianhe karena telah bersikap tidak baik kepadamu, sering mencelakaimu"-Jimin-
"Gwenchana pak Jimin, saya sudah memaafka anda sebelum anda minta maaf"-Yoonjin-
"Dan terima kasih atas semuanya, kau telah menyelamatkan nyawaku, telah menyelamatkan nyawa ibuku"-Jimin-
"Gwenchana pak Jimin, itu sudah menjadi kewajiban saya menolong sesama"-Yoonjin-
"Mianhe, kenapa aku melakukan dan menuruti Nayeon. MAaf itu semua agar kau tidak menikah dengan Yoongi. Aku tahu Nayeon sangat mencintai Yoongi, makanya aku lakukan semuanya untuk sahabatku Nayeon, dilain sisi aku melakukannya karena tidak ingin didepak Oleh Nayeon dari circle pertemanan kami"-Jimin-
"Kenapa mesti didepak? Bukankah kalian adalah sahabat dari kecil?"-Yoonjin-
"Karena saat ini aku yang termiskin, ayahku bangkrut dan meninggal karena serangan jantung. Makanya untuk berteman denhan mereka aku harus menuruti dia"-Jimin-
"Bukankah berteman yang tulus tidak seperti itu? Untuk apa berteman jika kita tidak tulus? Bukankah kita harus selalu menyuport teman dalam keadaan apapun?"-Yoonjin-
"Molla, sejak kecil Nayeon seperti itu apa2 harus dituruti, dan bodohnya aku yanf selalu menurutinya, padahal Taehyung dan Yoongi tidak pernah menurutinya"-Jimin-
"Kenapa seperti itu? anda menyukai Bu Nayeon pasti?"-Yoonjin-
"Molla, tapi aku tahu dia tidak menyukaiku, lelaki yang hanya ada difikirannya adalah Yoongi"-Jimin-
"Pak Jimin harus semangat, yakinlah Jika sudah ditakdirkan oleh Tuhan sekeras apapun halangannya pasti akan bersatu. Semangat jadi tidak usah khawatir. Semangat merubah ibu Nayeon"-Yoonjin-
"Yaahh, kau kenapa kau dengan mudahnya memaafkanku? padahalaku sudah berbuat jahat terhadapmu" Kagum Jimin.
"Molla, Sejak kecil ibu pantiku selalu berkata jika kau dijahati seseorang maafkanlah sebelum orang itu meminta maaf dan jangan pernah membalasnya"-Yoonjin-
"Yahh, Ibu pantimu telah berhasil mendidikmu"-Jimin-
######
Yoonjin diantar pulang oleh Jimin.
"Terimakasih atas traktiran dan Tumpangannya"-Yoonjin-
"Nee sama-sama"-Jimin-
Setelah Mobil Jimin menghilang, Yoonjin naik tangga menuju rumahnya.
Disana dia melihat Yoongi yang duduk menunggu Yoonjin."Pak Yoongi"-Yoonjin-
"Yoonjina kau sudah pulang? aku mencarimu dikantor ternyata kau tidak lembur, aku lalu kemari dan kau tidak ada aku ingin mengajakmu minum dan makan toppoki, sampai teoppokinya dingin. HEhehe" Sambil menunjukkan bungkusan teoppoki.
"Mianheyo kenapa anda tidak menghubungi saya?"-Yoonjin-
"aaaa, aku kira kau sedang sibuk jadi aku memutuskan menunggumu disini"-Yoongi-
"Kajja, mari masuk pasti anda kedinginan, biar saya panaska Teoppokinya" kata Yoonjin mengajak masuk Yoongi.
Yoonjin memanaskan teoppoki yang dibawa Yoongi, dan membuatka kopi hangat untuk Yoongi.
"Maafkan saya pak tidak tahu kalau anda menunggu disini lama" Kata Yoonjin memberikan secangkir kopi untuk Yoongi.
"Gwenchana, Kau darimana memangnya?"-Yoongi-
"Aaaa, tadi bapak Jimin menraktir saya, beliau sudah bilang dari kemarin2 saya tidak menolaknya"-Yoonjin-
"Aaaaaaa"
"Eomma, calon menantumu juga sangat jujur. Dia juga tidak bohong kalau habis pergi dengan Jimin" Batin Yoongi
"Jadi kau tidak akan menemaniku makan teoppoki ini? bukankah kau sudah kenyang ditraktir Jimin?"-Yoongi-
"Anii, saya akan tetap menemani anda makan, karena anda sudah membawakannya dan sampai menunggu terlalu lama" sambil meletakkan teoppoki yang sudah dihangatkannya.
"Silahkan Pak" Yeoul memberikan sumpit kepada Yoongi.
"Gumawo"-Yoongi-
MEreka memakan Teoppoki itu, dimulut Yoongi menempel Saus teoppoki dengan Reflek Yoonjin mengambil tissue dan mengelapnya. Sontak mereka langsung bertatap.
"Mianheyo" Kata Yoonjin dan langsung mengalihkan pandangannya.
"Gwenchana, bolehkah aku meminta gelas?" Yoongi mencairkan suasana kembal dengan menunjukkan sebotol soju.
"Baiklah, saya akan mengambilkannya" Yoonjin beranjak untuk mengambilkan gelas.
"Kajja mari kita bersulang"-Yoongi-
"Kajja"-Yoonjin-
"Kau mau nambah lagi? biar aku tuangkan lagi"-Yoongi-
"Gumawoyo pak, sudah cukup saya harus bekerja. Saya Takut terlambat dan dimarahi pak Taehyung"-Yoonjin-
"Kenapa mesti takut? Bukankah sebentar lagi kau akan menjadi ibu direktur?" sambil menatap Yoonjin.
"Nee?"-Yoonjin-
"Aniiii" Sambil meminum kembali Soju.
Setelah menghabiskan berbotol-botol soju, Yoongi pamit kepada Yoonjin.
"Yoonjina aku pulang ya" akan berdiri.
"Apakah Bapak baik-baik saja? bagaimana kalau saya panggilkan sopir penganti?" Kata Yoonjin mendekati Yoongi untuk menuntunnya berdiri
"Aniii, gweeennnn....."
BRUKKKK
Yoongi terjatuh dipelukan Yoonjin.
"Bapak tidurlah disini, pulang besok saja.Saya akan membangunkan anda"-Yoonjin-
"Aniiia aku harus pulang"-Yoongi-
"Wae? ottoke kalau bapak kenapa2 dijalan? bapak tidak mau dipanggilkan Sopir."-Yoonjin-
"Waee? kau khawatir?" Tanya Yoongi sambil menatap wajah Yoonjin.
"Guere, aku akan menurutimu"
Mereka tidak sadar jika posisi mereka masih saling memeluk, sampai akhirnya Yoonjin tersada dan menunun Yoongi untuk duduk disofa."Bapak bisa tidur dikamar saja" menunjukkan kamarnya.
"Anii, aku tidur disini saja"-Yoongi-
"Nanti badan anda sakit"-Yoonjin-
"Kau tidurlah dikamar, kunci pintunya jika kau tidak ingin terjadi hal yang tidak-tidak" kata Yoongi merebahkan badannya ke sofa.
YOonjin membereskan bekas makan mereka, dan akan mencuci peralatan kotor itu."Yah istirahatlah, kau bisa melakukan hal itu besok kaaaa"-yoongi-
"Neee" Yoonjinpun masuk menuju kamarnya untuk tidur.
########
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR??? (Tamat)
Fanfiction"aneh sekali, jaman sekarang ada ya wanita yang seperti itu"-Min Yoongi-