38

399 53 21
                                    

"Chagiya, wae? apa benar kau kakak Taehyung?"-Yoongi-

"Aku bukan siapa-siapa pak Taehyung"-Yoonjin-

"Bukankah kau malah senang? kalau menemuka orang tuamu?"-Yoongi-

"Tidak, aku tidak senang"-Yoonjin-

"Wae?"-Yoongi-

"Tidak senang ya tidak senang"-Yoonjin-

"Bukankah jika kau kakak dari Taehyung, kau bisa membuktikan kepada ayahku kalau kau adalah orang berada? Dan ayah menyetujuinya?"-Yoongi-

"Waee? kau sudah bosan baru sehari kau tinggal disini. Kembalilah kalau kau tidak sanggup tinggal disini" pergi menuju kamar

"Chagiya bukan seperti itu" mengekor dibelakang Yoonjin.

"Wae? kau dari kecil hidup berkecukupan, tidak mungkin kau betah tinggal disini, jadi sebelum terlanjur pulanglah, dari pada kau menahannya lebih lama belum tentu ayahmu menerimamu lagi"-Yoonjin-

"Kenapa kau seperti itu, aku hanya bilang seperti itu tapi kenapa kau jawabnya macam2?"-Yoongi-

Yoongi keluar kamar, karena jika diteruskan akan terjadi pertengkaran.

toktokTOk

Sesorang mengetuk pintu rumah Yoonjin.
Yoongi membukakan pintu.

"Wae?" tanyanya setelah melihat pengawal pribadi Keluarga Min.

"Nyonya Hyera sakit Tuan, Tuan Min menyuruh saya untuk menjemput anda karena nyonya ingin bertemu dengan anda"-pengawal-

"chagiyaa, Eomma sakit aku harus kesana"-Yoongi-

"Sakit apa? Ya sudah hati2"-Yoonjin-

Yoongi menuju rumah sakit tempat ibunya dirawat. Disana sudah ada Ayah dan neneknya.

"Eomma, eomma gwenchana?" tanya Yoongi sambil matanya berkaca-kaca.

"Gwenchana adeul"kata eommanya sambil mengelus wajah Yoongi.

"Yoongi akan disini menemani eomma"-Yoongi-

"Gumawo, hiks"-Nyonya Min-

Setelah ibunya tertidur Ayahnya mengajaknya bicara.

"Yoongiyaa, kau tidak ingat ibumu tidak bisa jauh darimu? kau tidak ingat waktu sekolah, kau pergi studytour beberapa hari ibumu langsung jatuh sakit? kau lebih penting ibumu atau wanita miskin itu?"-Tuan Min-

"Appa Geumanhe"-Yoongi-

"Kalau kau ingin membunuh ibumu pelan-pelan ya tidak apa2 kau pilih wanita miskin itu dan meninggalkan rumah" kata Ayahanya sambil pergi meninggalkan Yoongi.

Mulai saat itu Yoongi bimbang, dua wanita yang harus dipilihnya adalah wanita paling penting dihidupnya.

Beberapa Hari kemudian.

Pagi itu Yoonjin mengetes kehamilannya, karena sudah sebulan dia tidak haid juga, dan dia sangat bahagia.

"Yoong pasti sangat senang"-Yoonjin-

TOKTOKTOK

Rumah Yoonjin diketuk oleh seseorang, dia membuka pintu dengan senang karena dia mengira adalah Yoongi.
Namun sayang tidak ada Yoongi disana, yang ada dua pengawal Keluarga Min berdiri dihadapannya.

"Waeyoo?"-Yoonjin-

"Tuan Yoongi mengirimkan ini untuk anda" sambil memberi berkas surat cerai untuk ditandatanganinya.

"Anda harus menandatanganinya"-Yoonjin-

"Yoongi odiya? Aku tidak ingin menandatanganinya, dia harus datang sendiri dan menemuiku" kata Yoonjin masuk kedalam rumahnya dan menutup pintunya.

"benarkah kau yang membuat ini?" batin Yoonjin sambil meneteskan air matanya.

Yoongi yang sudah berada dirumahnya kembali, menangis hampir tiap malam.

"Chagiya minahe hiks, aku adalah lelaki bodoh yang tidak bisa berbuat apa2"-Yoongi-

#######

Yoongi menemui Yoonjin dirumahnya, Yoonjin memasang muka marah.

"Mianhe, karena aku tidak ingin ibuku kenapa-kenapa"-Yoongi-

"Gwenchana kalau memang itu keputusanmu, aku tidak akan melarangmu, aku menandatangani ini, anggap saja permainan kita sudah selesai" Yoonjin menandatangai surat cerai itu.
Yoongi nampak menyesal dengan perbuatannya.

"Ini silahkan diambil pak, terimakasih atas semuanya selama ini" Kata Yoonjin sambil tersenyum terpaksa.

"Yoonjinaa"-Yoongi-

"Dan anggap saja kita tidak pernah saling bertemu dan tidak pernah saling mengenal, jangan pernah menyapa atau memanggilsaya ketika kita berpapasan atau bertemu. Saya juga tidak akan melakuka semua iti terhadap anda. Jika tidak keberatan dan Jika Urusan anda disini sudah selesai dengan sangat mohon dan tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada anda silahkan anda meninggalkan rumah saya terima kasih"-Yoonjin-

"Yoonjina"-Yoongi-

"Silahkan" Kata Yoonjin memberi isyarat kepada Yoongi untuk pergi. Dengan terpaksa Yoongi pergi, saat berjalan dia menangis.
Begitu juga dengan Yoonjin, setelah menutup pintu rumahnya dia menangis sejadi-jadinya, sambil duduk bersandar dipintu

"Gwenchanayo aegiyaaa, tidak apa kau tidak mempunyai ayah, tumbuhlah kuat seperti eomma" Kata Yoonjin mengelus perutnya.

Yoonjin teridur sambil duduk bersandar dipintu. SAat itu ada seseorang mengentuk pintu rumahnya. Yoonjin terbangun dan bangkit sambil menghapus sisa air matanya. Dia membuka pintu rumahnya dan dilihatnya Tuan Kim berdiri sambil membawa beberapa bungkusan makanan.

"Waeyo? kenapa anda kemari?"-Yoonjin-

"Yoonjina anii, Siana kau sudah makan? Appa membawakan makanan untukmu ayo makan bersama appa" Kata Tuan Kim sambil masuk menyelonong kedalam rumahnya. Seketika air mata Yoonjin menetes kembali.
Ayahnya Tahu tentang Yoongi yang menggugat cerai dirinya, ayahnya datang untuk menghiburnya.

"Ayoo kau pasti lapar" sambil membukakan makanan yang dibawanya.

"Kenapa malah berdiri sambil menangis seperti itu? Ayo tidak ada untungnya menangis terus"-Tuan Kim-

"Appa Hikssssss" Yoonjin menangis dengan kencang.

"Gwenchana" Datang menghampiri Yoonjin dan memeluk Yoonjin.

"Gwenchana, Jika memang dia Jodohmu sebagaimanapun orang-orang menjauhkan kalian, dia akan kembali padamu" Mengusap air mata Anak perempuannya.

"Ayo makan sudahi sedihmu, appa tidak ingin kau sakit. Begitu ibu dan nenekmu yang berada disurga tidak ingin kamu sedih dan sakit" Kata Tuan Kim mengajak Yoonjin untuk makan. Tuan Kim meladeni anak perempuannya.

"Biar appa suapin sini" Menyodorkan sesendok makanan ke mulut Yoonjin, Yoonjinpun menerima suapan dari appanya.

"Anak appa pintar sekali" Kata Tuan Kim tersenyum, begitu juga dengan Yoonjin.

"Begiti dong baru anak appa yang paling cantik"-Tuan Kim-

"Appa"-Yoonjin-

"Hemmm?"-Tuan Kim-

"Sebenarnya ini hadiah untuk Yoongi, tapi akan ku berikan kepada appa" mengambil kotak kecil berpita.

"Apa ini?" Tuan Kim mengambilnya dan membolak balikkan kotak itu. Yoonjin menatap appanya dengan senyum dan matanya berkaca-kaca.

"Cincin mahal? anii ini pasti sesuatu yang berharga" Kata Tuan Kim membuka kotak itu. Dilihatnya Testpack dengan dua garis biru. Tuan Kim nampak terharu dan bahagia.

"Sianaa, apakah appa akan menjadi kakek?" Tanya tuan Kim dan Yoonjin hanya mengangguk.

"Appa, jangan bilang siapa2 bahkan jangan bilang kepada Yoongi, hanya appa yang tahu"-Yoonjin-

"Dia harus tahu, walaupun sudah menceraikanmu dia harus bertanggung jawab dengan anaknya"-Tuan Kim-

"Aniii, aku suda tidak mau berurusan dengan mereka"-Yoonjin-

"Sianaaa" memeluk anak gadisnya kembali.

########

(😭😭😭😭😭😭😭😭😭)

TAKDIR??? (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang