"Kimbum-ah"
Soeun terus menguncabg gunvang tubuh kimbum, semuandokter dan perawatnya sendu, mereka tak bisa membantu apapun.
"Aku memintamu pergi, bukan seperti ini hiks" lanjut soeun memeluk erat kimbum.
"Maaf nyonya kami harus segera-"
Salah satu perawat mencoba menenangkan soeun namun skeun memberontak dan kembali memeluk kimbum.
"Ireona kim sangbum !! Jangan lemah seperti ini, aku aku masih ada bersama anak kita, sobum sangeun hiks kami masih hidup selama ini hiks"
Soeun sudah mengeluarkan semua yang ia rasakan selama ini.
"Kumohon, mereka belum tau tentangmu bagaimana aku bisa menjelaskan pada mereka"
Soeun terus mencoba membangunkan kimbum, dia yakin pria dihadapannya berbohong semua yang terjadi pada kimbum hanya kebongan, kimbum tidak mungkin selemah ini.
"Hiks bangunlah kumohon, mianhe"
Tubuh soeun melemas dia terjatuh dan tangisan yang tak henti hentinya, soeun terus menangis tersedu sedu.
"Nyonya maaf kami tetap harus segera melakukan tindakan" ucap sange dokter dan beberapa para perawatan membantu soeun untuk bangkit.
Soeun menangis dalam diam menatap kimbim dia melihay semua alat ditubuh kimbum mulai di lepas sampai alat terakhir yang mendeteksi detak jantungnya dimana soeun sangat berharap alat itu kembali berbunyi dan memberitahukan jantung kimbum masih berdetak.
Namun alat itu tidak memperlihatkan perubahan sampai akhirnya dokter mematikannya dan mulai menutup seluruh tubuh kimbum dengan selimut.
"Hiks hiks kimbum-ah.."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Andwe ?!!"
Sepi..
Suasana ruangan terasa sangat sepi, soeun terbangun menatap sekitarnya terlihat kedua anaknya yang masih tertidur nyenyak.
Soeun terua berusaha menatap sekitarnya, bukankah tadi dia sedang berada di ruangan kimbum.
Tapi mengapa sekarang dia berada bersama kedua anaknya, dan sobum dan sangeun pun masih dirawat karena syok yang mereka alami, dan pengobatan beberapa luka pada tubuh kedua anaknya.
Soeun termenung dan mengingat apa yang terjadi, sampai akhirnyandia tersadar bahwa yang terjadi pada kimbum hanya sebuah mimpi.
Soeun tertidur karena kelelahan menunggu kesadaran kimbum dan menjaga sobum dan sangeun, sudah dua hari dia bersama kedua anaknya, karena kimbum kini sedang dijaga oleh mommy dan daddynya, soeun tidak berganti menjaga kimbum dengan jaesuk, dan selalu bersmma kedua anaknya.
Dia masih belum siap bertemu dengan nyonya kim dan tuan kim, soeun bangkit dari duduknya dan menghampiri ranjang dimana kedua anaknya berada, soeun menatap lekat sobum dan sangeun mengusap lembut pipi kedua anaknya daa merapihkan letak selimut mereka.
Soeun pun menarik ranjang khusus dirinya menunggu pasien, dia menatap jam dinding yang menunjulam jam dua malam dimana soeun lebih memilih melanjutkan kembali tidurnya disamping ranjang kedua anaknya.
Namun disaat dia akan tertidur iba tiba saja hyesun dan aerin masuk, soeun terbangun dan menatap dua wanita itu.
"Soeun, kita harus keruang rawat kimbum" ucap hyesun, aerin terlihat duduk membiarkan hyesun berbicara pada soeun.
Mendengar kata kimbum soeun segera bangkit dari tidurnya.
"Wae ??..." tanya soeun dengan raut wajah yang sangat khawatir, soeun menatap hyesun dengan penuh tanya.
