√33. PERGI

25 3 1
                                    

Happy Reading


Pagi telah tiba cahaya matahari yang masuk dari jendela apartement haries membuat nya terbangun dari tidur nya dan hal pertama yang di lihat adalah wajah marven yang tenang.

Saat haries terus menatap wajah marven tiba-tiba saja otak nya memutar kembali ingatan apa yang ia dan marven lakukan tadi malam, mengingat hal tersebut seketika membuat wajah haries kembali memanas.

Marven yang mulai merasa terusik perlahan membuka matanya dan saat melihat haries terbaring di samping nya seketika membuat marven tersenyum.

"Good morning, dari tadi bangunnya?, " tanya marven sambil menarik tubuh haries agar tetap berada di pelukannya.

"barusan, " jawab haries mendengar itu marven menganggukkan kepala nya lalu mencium kening haries.

"ven, jadi pergi?, " tanya haries masih kepikiran masalah itu.

"jadi, " jawab marven membuat haries terkejut.

Marven yang puas melihat wajah terkejut haries akhirnya melanjutkan Kata-kata nya "tapi karena sekarang ada kamu, aku pasti balik lagi kesini, " jelas marven.

"ck, jahat banget kalo gak balik lagi, " ucap haries.

"perlu kamu tau, aku gak bisa pastiin kapan aku pergi dan pulang, bisa bentar tapi juga bisa lama banget, " jelas marven sambil mengusap rambut haries.

"berapa lama? , " tanya haries.

"paling lama mungkin setahun, " jawab marven membuat haries kembali terkejut.

"sampai kapan pun kayaknya aku gak bakal paham sama pekerjaan kamu, aku takut kamu gak akan pernah kembali, " ucap haries yang sudah berpikir jauh kedepan.

"aku bakal jelasin pelan-pelan, tapi aku pasti akan kembali selama masih hidup dan jika suatu saat nanti aku gak kembali mungkin aku sudah mati, " jelas marven.

"jangan mati, " ucap haries penuh kekhawatiran.

Marven tersenyum sambil mengusap pipi haries "selama masih ada kamu, aku akan tetap hidup, " ucap nya.

Setelah merasa lega haries dengan beraninya mengecup bibir marven dengan singkat dan karena marven tak pernah puas ia pun menuntut lebih dengan memperdalam ciuman nya.

Namun aksinya itu tak bisa bertahan lama karena tiba-tiba saja handphone marven berbunyi menandakan bahwa ada telpon yang masuk.

Dengan perasaan jengkel mau tak mau marven harus mengangkat telpon itu dan saat ia melihat layar telpon nya ternyata vero yang menelpon nya.

"halo" ucap marven setelah mengangkat telpon nya.

"jadwal rapat nya di majuin jadi hari ini" balas vero tanpa basa-basi.

"gue harus berangkat kapan? " tanya marven.

"udah gue pesenin tiket pesawat nanti jam 13.00" balas vero.

Mendengar itu Marven reflek melihat ke arah jam saat ini dan ternyata sudah pukul 10.00, jadi kurang lebih 2 jam dari sekarang ia harus segera berangkat.

"oke" ucap marven.

"lo dimana? biar di jemput sama valio" ucap vero.

"apartement haries" jawab marven.

"oke" balas vero sebelum ia memutuskan telpon nya.

Marven pun meletakkan kembali handphone nya di atas nakas lalu segera bangkit dari tidurnya.

"ayo mandi dulu, " Ucap marven.

"kenapa buru-buru, mau pergi?, " tanya haries lalu ikut bangkit dari tidur nya.

"maaf, jadwal nya maju jadi aku harus segera pergi, " jelas marven yang seketika membuat haries cemberut.

Karena gemas melihat wajah haries yang cemberut, tanpa aba-aba marven segera menggendong haries lalu membawa nya ke kamar mandi untuk mandi bersama.

~

Setelah menghabiskan cukup banyak waktu di kamar mandi kini marven telah rapi dengan memakai kemeja warna hitam sedangkan haries juga sudah berpakaian bersih.

"nih ambil, " ucap Marven sambil memeberikan pistol yang sebelumnya ia ambil di atas nakas.

"hah!, buat apa, " kaget haries.

"bawa aja, buat jaga-jaga kalo ketemu Gesta, " ucap marven.

"selama ini aku bisa jaga diri, jadi gak perlu pistol, " tolak haries.

"kamu punya ku, jadi semuanya akan berbeda, " tegas marven.

Mendengar itu akhirnya haries menerima pistol milik marven, setelah menerima nya marven langsung mengusap rambut haries.

"bagus, kalo gitu aku pergi dulu, " pamit marven namun sebelum itu.

"aku anter ke bawah, " ucap haries.

Mendengar itu marven hanya mengangguk lalu mereka berdua pun turun menuju ke lobi apartemen dan di depan terlihat valio yang sudah menunggu disana.

"wihhh udah baikan, " goda valio ketika melihat marven yang keluar bersama haries.

"gue pergi sendiri, " ucap marven mengalihkan topik.

"loh, maksud lo!, " kaget valio.

"gue ke Singapura sendiri, kalian disini jaga haries sama temen-temen nya karena Gesta masih disini, " jelas marven.

"yaudah iya, " balas valio tak berani menolak.

"oh ya, ris lo boleh dateng ke mansion atau ke markas kalo lo bosen, " ucap marven lalu di balas anggukan oleh haries.

"eh, setidaknya gue anter lo sampe bandara, " cegah valio sebelum marven masuk ke dalam mobilnya.

"yaudah buruan, " setuju marven.

Dengan cepat valio segera masuk ke dalam mobil bagian supir dan saat marven di dalam mobil ia membuat jendela mobilnya lebih dulu lalu menyuruh haries mendekat ke arahnya.


"cup"

Satu kecupan singkat yang diterima haries di keningnya membuat nya tersenyum malu-malu.

"jangan nakal-nakal, " peringat marven.

"hmm, " balas haries dengan deheman sehingga terlihat seperti tidak ikhlas.

Marven hanya tersenyum lalu akhirnya mobil itu mulai berjalan pergi meninggalkan area apartement haries.

Sedangkan haries setelah mobil yang dikendarai marven menghilang dari pandangan ia pun memutuskan untuk kembali ke kamar nya lagi.


see u next chapter 👋👋

VIOLATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang